Pages

Kamis, 20 Februari 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Mobile Game Development Course

Learn how to create awesome HTML5 games that run on iPhone, iPad, Android and Desktop! Sign up today for this $99 online course.
From our sponsors
Kepala Terjepit di Eskalator, Wajah dan Kelopak Mata Bocah Ini Luka-luka
Feb 20th 2014, 06:15

Kansas, Jika pergi ke pusat perbelanjaan bersama anak, hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah terus mengawasi anaknya, terutama jangan sampai si kecil bermain-main di dekat eskalator. Sebab, leher bocah berumur empat tahun di Kansas hampir patah setelah kepalanya terjepit di eskalator.

Menurut sang ibu, Alma Antunez, insiden yang menimpa putranya itu terjadi pukul 14.30 waktu setempat pada Senin (17/2) lalu di Wichita Towne East Square Mall . Saat asyik memilih barang belanjaan, tiba-tiba sang putra, Brandon menjauh darinya dan bermain di dekat eskalator.

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Melihat dia di sana berteriak-teriak sangatlah mengerikan sampai aku shock dan tak bisa berbuat apa-apa," kata Alma kepada Kake TV seperti dilansir Ny Daily News, Kamis (20/2/2014).

Saat itu, kondisi kepala Brandon dikatakan Alma terjepit di eskalator yang terus bergerak sementara dia berpengangan pada tepi eskalator. Mendengar anaknya mulai sulit bernapas, Alma pun meminta bantuan karyawan di toko. Untungnya, dengan segera eskalator bisa dihentikan.

Brandon segera dibawa ke RS terdekat untuk mengobati luka di sisi kanan wajah dan kelopak matanya. Dalam waktu dekat, bocah ini mengaku tidak mau naik eskalator.

Nah, menurut pakar kesehatan kerja dari Universitas Indonesia, Dr dr Astrid W Sulistomo, MPH, SpOk (spesialis okupansi atau spesialis kesehatan dan keselamatan kerja), orang tua harus memperhatikan posisi kaki saat naik atau turun eskalator dan kemudian saat akan sampai.

"Orang tua perlu memperhatikan anaknya menginjak di mana atau posisi kakinya, dan orang tua jangan sambil mengobrol ketika membawa anaknya menggunakan eskalator. Selalu perhatikan langkah dan lihat ke bawah apakah sudah mau sampai atau belum. Kemudian saat mau sampai, jika memungkinkan untuk digendong akan lebih baik," jelas dr Astrid.

Tapi jika anak tidak bisa digendong, tetap perhatikan langkah anak seperti menuntun atau membimbingnya. Ini dikarenakan ketika tangga eskalator sudah mau sampai maka rongga atau jarak antara 2 tangga akan semakin menyempit. Kondisi ini yang seringkali membuat kaki anak terjepit.

(rdn/vit)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
131708_brandonkake.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions