Jakarta, Dua puluh empat jam pertama setelah bayi dilahirkan adalah masa paling penting sekaligus berbahaya. Mengapa demikian? Pasalnya menurut sebuah penelitian, tiap tahunnya ada lebih dari satu juta bayi yang meninggal pada hari pertama setelah ia dilahirkan.
Laporan yang dipublikasikan oleh Save the Children itu menunjukkan bahwa setengah jumlah kematian bayi di seluruh dunia bisa dicegah bila ibu dan bayi mendapat perawatan kesehatan gratis dan bidan terampil. Badan amal itu pun menyerukan agar orang-orang di seluruh dunia melakukan gerakan amal.
Badan amal Save the Children itu mengatakan kematian yang terjadi diakibatkan oleh kelahiran prematur dan komplikasi selama kelahiran. Dua masalah itu bisa dihindari jika ibu hamil ditangani oleh praktisi kesehatan yang layak.
Save the Children menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk menyetujui proposal perubahan, yang berfokus pada pelatihan untuk membekali tenaga kesehatan dengan keterampilan yang cukup. Tujuannya ialah untuk memastikan tidak ada bayi yang lahir tanpa pertolongan memadai, serta untuk menghapuskan biaya layanan ibu hamil dan layanan kelahiran.
Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi perkembangan signifikan dalam pengurangan jumlah kematian anak di seluruh dunia. Jumlah kematian anak berkurang hampir 50 persen, dari 12 juta menjadi 6,6 juta. Kemajuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti imunisasi, perencanaan keluarga yang matang, serta pengobatan terhadap berbagai penyakit seperti pneumonia, diare, dan malaria.
Namun badan amal itu beranggapan bahwa kemajuan tersebut akan terhambat jika tidak dilakukan tindakan cepat untuk mengatasi kematian bayi baru lahir. Pasalnya jumlah kematian bayi baru lahir menyumbang hampir separuh dari seluruh jumlah kematian anak.
"Terlalu banyak ibu yang melahirkan sendiri di lantai rumah mereka, atau di semak-semak tanpa mendapat pertolongan. Kami mendengar kisah mengerikan tentang ibu yang berjalan selama berjam-jam ketika akan melahirkan untuk mendapat bantuan dari orang terlatih. Semua itu sering berakhir tragis," ungkap Justin Forsyth, pimpinan eksekutif badan amal Save the Children.
Tiap tahunnya, 40 juta wanita melahirkan tanpa mendapat bantuan dari tenaga medis terlatih. Di Ethiopia, hanya 10 persen ibu melahirkan saja yang mendapat bantuan tenaga terlatih. Di beberapa area pedesaan di Afghanistan, hanya ada satu bidan untuk 10.000 orang. Jumlah itu tentu tidak mencukupi.
"Data statistik terbaru ini mengungkap untuk pertama kalinya, skala sebenarnya dari krisis kelahiran bayi. Solusinya telah diketahui, tetapi tetap membutuhkan dukungan yang kuat dari para politisi, sehingga bayi berkesempatan mencapai hari kedua hidupnya," pungkas Forsyth sebagaimana dilansir Telegraph dan ditulis detikHealth pada Rabu (26/2/2014).
(vit/vit)