TEMPO.CO, Jakarta - Diskriminasi terhadap kaum waria membuat waria termarginalkan. Hal ini kemudian membuat waria berjuang untuk mendapatkan pengakuan.
Ketua Forum Komunikasi Waria Indonesia, Yulianus Rotteblaut, menyadari persoalan pengakuan identitas memang menjadi polemik waria. "Waria tidak leluasa bekerja di lembaga pemerintah jika tidak menanggalkan atau menyembunyikan kewariaannya," kata Mami Yulie, begitu ia kerap disapa, saat bertandang ke Tempo, Selasa, 19 November 2013. "Kami sadar sulit untuk mendapatkan pengakuan."
Di dunia pun hanya segelintir negara yang telah mengakuinya. Tapi setidaknya pemerintah harus melindungi hak kami yang paling mendasar, yakni mendapatkan rasa aman.
Sebagai ketua forum waria, Mami Yulie melanjutkan, "Saya berharap para waria Indonesia tidak berharap lebih, misalnya menuntut pengesahan pernikahan sejenis. Mendapat pengakuan di mata masyarakat saja sudah cukup, kok."
RINA ATMASARI
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Adiguna Sutowo | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |
Berita Terpopuler
Chenny Han: Terjebak pada Tubuh yang Salah
Sekilas Tentang Waria
Alasan Konsumen Menyukai Barang Obral
Pakar: Plesiran ke Kairo, Begini Gaya Jilbab Atut
32 Juta Orang Indonesia Berisiko Kena Diabetes
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.