Glasgow , Seperti wanita lainnya, Kelli merasakan kebahagiaan luar biasa ketika ia secara resmi menjadi istri pria bernama Andy. Namun sayang, kebahagiaan Kelli tidak berlangsung lama karena sebulan setelah menikah, Kelli harus merelakan kepergian suaminya.
Andy (49) menderita kanker tenggorokan yang sudah menyebar ke paru-paru dan otaknya. Sebelumnya, Andy sudah menjalin hubungan dengan Kelli sejak mereka bertemu pertama kali di pub tempat Andy bekerja pada bulan Desember 2004.
Andy didiagnosis kanker tenggorokan pada Mei 2009 setelah menemukan benjolan di lehernya. Diakui Kelli, suaminya memang sudah merokok sejak lama. Menghadapi kenyataan dirinya menderita kanker tenggorokan, Andy tetap tegar dan meyakinkan Kelli bahwa mereka bisa melalui semuanya.
Radioterapi dan kemoterapi intensif pun dengan telaten dilakoni Andy. Kelli, yang setia mendampingi Andy mengatakan,"Ia membuat kemajuan yang besar. Namun pada April lalu tepat di ulang tahunku, saat akan pulang setelah kemoterapi tiba-tiba sesuatu terjadi".
"Air mata Andy mengalir, ia sakit kepala, batuk, dan merasa dadanya sesak. Aku kembali membawanya ke dokter dan ia didiagnosa terkena kanker paru-paru stadium empat," kisah Kelli, seperti dilansir Daily Mail, Senin (4/11/2013).
Dua minggu kemudian, Kelli mengatakan bahwa hal terburuk yang selama ini ditakutinya benar-benar terjadi. Kanker sudah menyebar ke otak Andy dan tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Oleh karena itulah, Andy yang usianya 21 tahun lebih tua dari Kelli bertekad ingin menikah. Padahal sebelumnya ia tidak pernah membicarakan pernikahan dengan wanita pujaannya itu.
Sepuluh hari sebelum pernikahan, kondisi Andy memburuk, ia tidak bisa makan dan minum. Tapi, Andy tetap bersikukuh akan melangsungkan pernikahan. Di resepsi pernikahannya, Kelli dan Andy hanya mengundang 12 orang, tapi tamu membeludak sampai 200 orang.
"Mereka semua seperti ingin mengucapkan selamat tinggal pada Andy," ujar Kelli. Layaknya pengantin baru lainnya, pasangan ini pun berbulan madu selama satu malam dengan kondisi kesehatan Andy yang terus menurun.
Menurutnya, saat itu Andy hanya bisa makan es krim dan harus memakai tongkat saat berjalan. "Suatu hari kami duduk di sofa dan ia berkata waktunya sudah tiba, dan dia akan meninggalkan saya," tutur Kelli.
"Pagi itu tanggal 6 Agustus, sebulan setelah pernikahan kami, ia melepas jam tangannya dan menyuruh saya untuk memakainya. Hari itu pula, dokter datang memberi obat penahan rasa sakit. Sorenya, Andy meninggal dunia. Meski sedih, tapi saya lega Andy bisa mencapai hari terbesar dalam hidupnya yaitu menikah dengan saya," lanjut Kelli.
(vit/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: