TEMPO.CO, Jakarta - Bertukar pasangan dinilai tidak memberikan kepuasan seks bagi pelakunya. Hanya akan menimbulkan sensasi yang berbeda. Penilaian seksolog Indonesia, dr Boyke Dian Nugraha, ini disampaikan mengomentari mulai maraknya praktek tukar pasangan di Jakarta.
Ia mengatakan para pelaku swinger hanya mencari sensasi yang tidak ia dapatkan dari pasangannya. "Para pelaku memiliki fantasi seks yang tinggi, hal ini kemudian mendorong mereka melakukan swinger atau bertukar pasangan," kata Boyke kepada Tempo, Rabu, 20 November 2013. (Baca: Meskipun Senang, Pelaku Swinger Tak Pernah Puas)
Alasan lain mengapa sebagian orang menjadikan swinger sebagai gaya hidup adalah menghindar dari rutinitas seks yang monoton dengan pasangan. "Seks tanpa sensasi akan menciptakan gaya seks yang monoton," Boyke melanjutkan.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh psikolog seksual Zoya Amirin. Menurut Zoya, rasa bosan dalam hubungan suami-istri pasti ada. Namun, pasangan suami-istri mestinya mencari solusi bersama yang tepat, bukan malah mencari kesenangan dengan bertukar pasangan.
RINA ATMASARI
Berita Terpopuler
US-Asean Business Council Dukung Indonesia Sehat
Material Transparan Tren Mode Tahun Depan
Jangan Asal Beri Antibiotik pada Anak
Pakar: Plesiran ke Kairo, Begini Gaya Jilbab Atut
32 Juta Orang Indonesia Berisiko Kena Diabetes
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.