Pages

Senin, 11 November 2013

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Compare Hotels

Find great prices for amazing hotels wherever your next destination may be. It's simple to search 100+ sites at once!
From our sponsors
Depresi, Penyebab Kecacatan Tertinggi ke-2
Nov 11th 2013, 02:10

Berita Terkait

TEMPO.CO, London - Depresi merupakan penyebab kedua paling umum atas terjadinya kecacatan di seluruh dunia, setelah sakit punggung. Sebuah hasil kajian yang dimuat dalam jurnal PLOS Medicine mengungkapkan hal tersebut. Karena itu, depresi harus menjadi prioritas kesehatan publik secara global.

Studi ini, seperti dikutip situs BBC edisi 6 November 2013, membandingkan depresi klinis dengan lebih dari 200 penyakit dan cedera lainnya sebagai akibat kecacatan. Secara global, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hanya sedikit pasien mempunyai akses untuk pengobatan.

Meski menjadi penyebab utama kedua atas terjadinya kecacatan, dampaknya bervariasi di berbagai negara. Sebagai contoh, angka depresi mayor di Afganistan adalah yang tertinggi, sementara yang terendah berada di Jepang. Sedangkan di UK, depresi menempati posisi ketiga dalam kaitan hidup dengan kondisi cacat.

"Depresi adalah problem besar dan kita harus memberikan perhatian lebih untuk itu, lebih dibandingkan yang telah dilakukan," ujar ketua peneliti, Dr Alize Ferrari, dari School of Population Health di University of Queensland, Australia. Menurut dia, masih banyak yang bisa dilakukan untuk menggugah kesadaran agar sukses melewatinya.

"Selama ini para pengambil kebijakan sudah melakukan upaya untuk mengatasi masalah ini, tetapi masih banyak yang perlu dilakukan," ujar Dr Ferrari. "Banyak stigma yang kita tahu berkenaan dengan kesehatan mental." 

Yang disebut seseorang sebagai kecacatan mungkin berbeda dengan orang lain, kata Dr Ferrari, dan kemungkinan perbedaan ini terjadi di tiap negara. Banyak implikasi budaya dan interpretasi sehingga penting untuk membangun kesadaran tentang besarnya masalah, tanda-tandanya, dan cara mendeteksinya.

Menanggapi hal tersebut, Dr Daiel Chisholm, seorang ekonom kesehatan di Department for Mental Health and Substance Abuse WHO, mengatakan bahwa depresi merupakan kondisi kecacatan besar. "Ini adalah tantangan besar kesehatan publik dan masalah besar untuk dihadapi, tetapi belum banyak yang dilakukan," kata dia. Belum lama ini, WHO meluncurkan sebuah action plan untuk kesehatan mental secara global guna membangun kesadaran di antara para pengambil kebijakan.

BBC | ARBA'IYAH SATRIANI

Berita Lain:
Wartawan Bantah Terima Duit Korupsi Panwas Pemilu
Suami Hakim Vica Bantah Tak Beri Nafkah 15 Tahun
Ratu Hemas: Yogyakarta Disasar Agar Tak Toleran

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions