Posted: 28/11/2013 09:00
Ilustrasi (ninemsn.com.au)
Liputan6.com, Jakarta : Aksi solidaritas yang dilakukan sejumlah dokter di daerah dan ibukota menuai kontroversi. Apalagi selain menuntut kebebasan rekan sejawat, dokter Ayu dan rekan, serta para dokter juga menuntut keadilan.
Berita Terkait
Hal ini dianggap Kementerian Kesehatan mesti menjadi pelajaran bagi seluruh dokter maupun pasien. Karena kasus seperti penahanan dokter Ayu ini semestinya tidak terjadi bila komunikasi terjalin baik antara dokter dan pasien.
Seperti disampaikan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI, Prof. Dr. dr. med. Akmal Taher, SpU (K) pada temu media, Rabu (27/11/2013), meskipun kurikulum komunikasi ada pada pendidikan kedokteran, tapi tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan baik, termasuk dokter.
"Sama seperti orang pada umumnya. Ada yang pintar menulis tapi kurang bagus berkomunikasi. Sebaliknya, orang yang bagus komunikasinya belum tentu bisa menulis dengan baik. Sama seperti dokter karena dokter juga tidak semuanya bisa berkomunikasi dengan baik," kata Akmal.
Mleihat hal tersebut, Akmal mengatakan ke depannya, komunikasi bukan hanya ada di kurikulum. Tapi akan ada pada uji kompetensi dan evaluasi.
"Jadi nanti selain ada tes kompetensi knowledge, ada juga tes bakat dan sosial komunikasi. Mudah-mudahan hal ini juga dapat menjaring dokter muda yang berbakat komunikasi," jelasnya.
(Fit/Abd)
Baca Juga:
Kronologi Penangkapan dr. Hendry Simanjuntak
`Dosa-dosa` Dokter Ayu, Dokter Hendry & Dokter Hendy di Mata MA
Inilah Kronologi Kasus Penangkapan Dokter Ayu
Kejanggalan dalam Kasus Dr. Ayu Menurut YPKKI, Apa Saja?
Dokter Kandungan Mau Mogok, IDI Minta Doa Saja
Sosok Julia Fransiska Makatey, Korban Malpraktik dr Ayu & Rekan
Ribut Kasus dr. Ayu, Bagaimana Kabar Anak Siska Makatey?
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.