Jakarta, Enggan dan takut jadi alasan beberapa ibu hamil tidak menjalani tes HIV-AIDS. Rasa takut akan diskriminasi dan pandangan buruk masyarakat terhadap hasil tes yang bisa berakhir positif memang kerap kali memenuhi benak para ibu tersebut. Agar orang-orang tidak takut tes HIV/AIDS maka masyarakat perlu selalu disadarkan untuk tidak memelihara stigma negatif pada HIV-AIDS.
"Ada beberapa hal yang menyebabkan ibu hamil tidak ingin untuk dites, di mana salah satunya adalah adanya kekhawatiran akan diskriminasi orang lain pada dirinya. Ini kan stigma," ujar Menkes dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH saat ditemui di konferensi pers HIV/AIDS pada Wanita yang diadakan di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Jumat (25/4/2014).
Nafsiah menggarisbawahi tidak seharusnya terdapat stigma mengenai HIV-AIDS. Menurutnya, manusia tidak seharusnya lagi menstigma diri sendiri maupun orang lain terkait infeksi HIV-AIDS. "Saat ini kan HIV itu bukan lagi vonis mati. Asal cepat berobat, penyakit tersebut bisa disembuhkan kok meski tidak sembuh dalam artian total," imbuhnya.
Maka dari itu, Nafsiah menyarankan kepada para ibu hamil yang berisiko terinfeksi HIV-AIDS untuk segera melakukan tes HIV/AIDS. Karena, selain bermanfaat untuk menjaga agar buah hatinya di dalam kandungan tidak terinfeksi HIV-AIDS, tes juga akan berguna untuk melindung kondisi ibu tersebut.
"Lebih cepat diketahui maka kan dapat lebih cepat diobati. Kalau dulu mesti tunggu AIDS baru bisa diobati, kini kan tidak. Dari masih stadium HIV saja sudah bisa diberikan pengobatan kok. Jadi lebih dini," terang Nafsiah.
Terkait tes HIV/AIDS bagi ibu hamil, kini para ibu bisa melakukan tes tesebut di 26 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti di antaranya RSCM, RS Kanker Dharmais, RS Fatmawati yang berada di Provinsi DKI Jakarta dan RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta.
(vit/vit)