Pages

Kamis, 03 April 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Mobile App Design from scratch.

A step by step guide to learn how to design a great mobile app.
From our sponsors
Daging Kambing Pasti Picu Darah Tinggi dan Diabetes? Ini Penjelasan Dokter
Apr 3rd 2014, 07:33

Jakarta, Sering kali didengar konsumsi daging kambing bisa memicu darah tinggi dan diabetes. Padahal menurut dokter, yang sebenarnya terjadi bukanlah demikian. Bukan daging kambing yang memicu darah tinggi dan diabetes, akan tetapi karbohidrat yang disantap bersama daging tersebut.

"Daging kambing itu tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah, yang akhirnya berdampak pada darah tinggi dan diabetes. Yang lebih perlu diwaspadai adalah karbohidrat yang menyertai santap kambing tersebut, yaitu nasi atau lontongnya, yang ditambah dengan gula di bumbu serta minuman manis, apalagi minuman dingin ber-es," ujar dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH, seorang dokter spesialis penyakit dalam, jantung, dan infeksi di RS Asri Jakarta, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (3/4/2014).

Menurut dr Kasim, tidak banyak yang mengetahui bahwa nasi itu bukan hanya sekadar karbohidrat saja, melainkan juga lemak. Maka dapat dikatakan bahwa yang sebenarnya menyebabkan tekanan darah naik itu adalah makanan dan minuman penyerta ketika mengonsumsi daging kambing itu.

Bahkan dr Kasim juga mengungkapkan bahwa daging kambing lebih baik dibanding daging sapi. Menurut dokter yang juga berprofesi sebagai konsultan kesehatan dan meditasi ini, kambing yang diternak secara lebih tradisional mempunyai kadar lemak jenuh lebih sedikit dan bebas kontaminasi antibiotik serta steroid.

Sedangkan dengan ukuran yang lebih besar, ternak sapi pun dilakukan lebih modern dibanding ternak kambing sehingga mempunyai kadar lemak jenuh lebih banyak dan berindikasi terkontaminasi antibiotik serta steroid. "Masalah pakan ternak ini banyak luput dari perhatian, berbeda dengan kolesterol yang sudah sangat akrab di masyarakat. Padahal perlu diperhatikan efek dari antibiotik dan steroid yang terjadi akibat melalui berbagai jenis pakan ternak," tutur dr Kasim.

"Dalam pengobatan Timur zaman Tao, kambing juga terbukti mempunyai derajat basa yang lebih baik dari sapi dan babi," imbuhnya.

Perlu diingat segala hal yang berlebihan tentu dampaknya tidak baik. Nasi diperlukan oleh tubuh, namun jangan makan terlalu banyak. Demikian pula aneka daging-dagingan, termasuk daging sapi maupun kambing. Konsumsilah secara wajar dan seimbang agar kesehatan tetap terjaga.

dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP sebelumnya pernah menyampaikan dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. jika orang yang bersangkutan mempunyai penyakit GERD, penyakit di mana asam atau isi lambung berbalik arah ke esophagus lalu ke tenggorokan maka kemungkinan GERDnya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan GERD.

Selain sembelit dan memperparah GERD, dr Ari juga mengingatkan bahwa konsumsi berlebih daging kambing bisa menimbulkan efek jangka panjang yaitu meningkatnya kadar lemak dan kolesterol darah. Menurut dr Ari, daging kambing seperti daging merah lainnya yang berjadar lemak tinggi. Apalagi lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh.

(vit/vit)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
143546_makandaging.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions