TEMPO.CO, London - Dalam penelitian terbaru, satu dari 10 wanita di Inggris mengaku tidak bisa hidup tanpa kopi. Lebih dari sepertiga dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka harus memulai hari dengan secangkir kopi.
Satu dari lima orang di negara yang terkenal sebagai "negeri peminum teh" ini mengunjungi sebuah kedai kopi setiap hari, hampir dua kali lebih sering dibanding empat tahun yang lalu. Angka ini turut mendongkrak pendapatan kedai-kedai kopi hingga mencapai 730 juta pound sterling (setara Rp 1,38 triliun) tahun lalu.
"Tidak ada keraguan kafein adalah candu favorit umat manusia," kata Peter Rogers, pakar biological psychology di University of Bristol.
Menurut dia, 80 persen peminum kopi di seluruh dunia biasa meminum beberapa cangkir kopi dalam sehari. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh efek psiko-stimulan. "Kopi membantu kita memulai hari dan kemudian menyelamatkan kita ketika energi kita mulai menurun pada siang atau sore hari," katanya.
Namun, ia mengingatkan kelebihan dosis kafein, terutama bagi mereka yang hobi menyeruput kopi di kedai-kedai kopi populer. Ia mencontohkan segelas Americano di Starbucks, mengandung 300 mg kafein. Hal ini jauh di atas segelas kopi buatan sendiri yang kadarnya antara 100 hingga 150 mg, atau 100 mg jika disaring, 80 mg untuk espresso, dan 65 mg untuk kopi instan.
Dalam jumlah besar, kopi bisa menjadi adiktif. Menurut Profesor Andy Smith dari Pusat Kesehatan Kerja dan Psikologi di Universitas Cardiff, tingkat asupan bahkan bisa dianggap beracun. "Kebanyakan peneliti setuju bahwa 1.000 mg kafein (setara tiga cangkir di kedai kopi) adalah berlebihan," katanya.
Kelebihan dosis kafein bukan tanpa akibat, katanya. Keracunan kafein, katanya, menyebabkan gejala seperti kegelisahan, kegembiraan, wajah merah, otot berkedut, bicara bertele-tele, dan sulit tidur, serta denyut jantung tidak teratur.
Namun, konsumsi normal kopi--sampai dengan 400 mg atau 4-5 cangkir kopi instan--tak masalah. "Dosis moderat kafein sebagian besar berhubungan dengan efek positif," kata Profesor Smith.
Ada bukti untuk mendukung klaim ini. Studi menunjukkan bahwa risiko untuk diabetes tipe 2 lebih rendah antara peminum kopi biasa daripada mereka yang tidak meminumnya. Kopi juga dapat mengurangi risiko pengembangan batu empedu, mencegah kanker usus, meningkatkan fungsi kognitif, dan mengurangi risiko penyakit Parkinson.
Jadi, kata dia, bijaksanalah saat meminum kopi. Semua yang berlebihan, kata dia, tak bagus akibatnya.
MAIL ONLINE | TRIP B
Baca juga:
Penyakit Dari Virus Piala Dunia dan Proses Pemilu
Bila Tak Perlu, Setop Konsumsi Vitamin dan Mineral
Begadang Bisa Membahayakan Otak
Tahun 2014, Blus Batik Warna Segar Akan Diminati
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.