Pages

Jumat, 17 Januari 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
User Engagement Metrics

10 User Engagement Metrics Everyone Can Use: Start measuring your engagement today with free tools, step-by-step guidance & benchmark data for each metric!
From our sponsors
Orang Tua Berteriak ataupun Memukul Sama-sama Bikin Anak 'Sakit Hati'
Jan 17th 2014, 05:00

Jakarta, Wajar jika usia anak sulit untuk dikendalikan dan sering membuat orang tuanya marah. Namun sebaiknya hindari untuk berteriak pada anak jika tak ingin membuatnya sakit hati. Sebab meneriaki anak rupanya juga bisa membuatnya kecewa, bahkan apa yang mereka rasakan sama seperti seakan-akan Anda sedang memukulnya.

Kebanyakan orang tua memiliki temperamen yang lebih terkontrol dan bisa menyelesaikan perselisihan dengan anak tanpa harus menaikkan suaranya. Namun sebagian orang tua lainnya justru merasa hal tersebut mustahil, sehingga berteriak pada anak dianggap hal yang wajar.

Padahal menurut sebuah studi yang dilakukan di Dubai, India, serta di University of Pittsburg dan University of Michigan, Amerika Serikat, berteriak jauh lebih berbahaya daripada yang selama ini mungkin dipikirkan oleh para orang tua. Kebiasaan ini memberi pengaruh pada psikologis anak dan juga mempengaruhi hubungan antara orang tua dan anak.

"Meskipun mungkin tidak meninggalkan bekas luka fisik, penelitian jelas menunjukkan bahwa pelecehan emosional dan verbal, dalam hal ini berteriak, turut merusak psikologis anak sama seperti kekerasan fisik. Anak-anak yang mengalami pelecehan emosional semacam ini cenderung menarik diri karena takut," ujar Dr Amy Bailey, psikolog klinis di kidsFIRST Medical Center, Dubai, seperti dikutip dari Empowher, Jumat (17/1/2014).

Sementara itu, Dr Deema Sihweil, psikolog klinis di Human Relations Institute & Clinics, Dubai, mengatakan bahwa anak-anak mempersepsikan berteriak sebagai ancaman terhadap keamanan, keselamatan dan keyakinan dirinya. Faktanya adrenalin mengalir dalam tubuh anak saat merasa takut, sehingga membatasi kemampuan berpikir pada anak.

Ketika Anda menaikkan suara Anda di depan anak, pastikan Anda tidak merendahkan harga diri atau menghina anak. Nantinya setelah Anda tenang, jelaskan kepada anak mengapa Anda marah dan ajaklah anak berbicara dengan tentang.

Yang pasti, anak perlu tahu mengapa orang tua menaikkan nada bicaranya. Anda juga perlu membuat mereka 'menebus' kesalahannya, dengan begitu mereka akan belajar mengakui kesalahan.

(ajg/vit)

Ikuti detikHealth Reader's Choice dan dapatkan hadiah sepeda Polygon, alat pengukur gula darah, dan hadiah menarik lainnya. Yuk, klik di sini 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
120212_anaknakal.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions