Cukur Habis Bulu Kemaluan, Amankah?
PADA dasarnya, kulit terbagi menjadi enam tingkatan. Dari yang pertama kulit orang-orang Eropa yang berwarna putih hingga ke tingkatan enam berwarna gelap. Masyarakat Indonesia memiliki tingkatan kulit di nomor empat hingga lima, bahkan enam untuk Indonesia bagian Timur.
Dengan kulit masyarakat Indonesia yang bisa dibilang cukup beruntung karena warnanya yang eksotis, masih banyak orang yang ingin melakukan perubahan dengan kulitnya. Baik itu demi penampilan, untuk lebih percaya diri, bahkan sekadar coba-coba tren. Salah satu kebiasaan orang luar negeri yang kini kerap dilakukan para wanita Indonesia adalah menggunakan krim penghilang bulu.
"Jika ingin menghilangkan bulu merupakan pilihan setiap individu. Jika lebih percaya diri dan nyaman tanpa bulu, silahkan saja," ucap ahli dermatologis dr. Shannaz Nadia Yusharyahya SpKK ditemui
Okezone di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis, 3 April 2014.
Dokter spesialis kulit ini menambahkan, bulu pada tubuh memiliki fungsinya masing-masing. Namun untuk daerah tertentu seperti ketiak, jika terlalu banyak atau panjang, bulu ketiak akan menimbulkan bakteri yang menyebabkan bau tak sedap. Maka menghilangkan bulu ketiak sah-sah saja dilakukan.
Selain ketiak, tidak sedikit orang yang menghilangkan bulu di daerah organ intim. Mereka melakukannya dengan berbagai cara, mulai dari waxing, bercukur, hingga menggunakan krim. Dokter yang telah lama tinggal di Manila ini memberi informasi bahwa dari segi medis, daerah intim tidak diperbolehkan karena lebih sensitif.
"Fungsi bulu pada daerah intim adalah mencegah kuman masuk ke dalam organ intim. Jadi jika bulu di daerah tersebut dihilangkan, otomatis menyebabkan kuman mudah masuk ke dalam. Kalaupun merasa tidak nyaman, hal yang disarankan adalah memendekkan bulu tersebut ataupun jika ingin bercukur, hanya diperbolehkan di bikini line saja," tutupnya.
(tty)