Jakarta, Penggunaan narkoba pada remaja dan pelajar semakin meresahkan. Data yang dimiliki Badan Narkotika Nasional (BNN) bahkan mengatakan bahwa 22 persen pengguna penyalahgunaan narkoba adalah pelajar usia remaja.
Konselor senior penyalahgunaan narkoba di RS Bhayangkara Sespimma Polri, Haniz Hidayat, mengatakan bahwa salah satu tipe remaja yang rentan menggunakan narkoba adalah remaja yang apa adanya, dan cepat puas dengan keadaannya. "Salah satu remaja yang rentan menggunakan narkoba itu tipe remaja yang apa adanya. Jadi dia itu tipe yang cepat puas sama keadaan. Senangnya berkhayal dan berimajinasi," tutur Haniz pada acara Akal Sehat, Hidup Sehat di Ruang Serbaguna RW 03, Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, dan ditulis pada Minggu (27/4/2014).
Menurut Haniz yang sudah berpengalamn selama 13 tahun menjadi pendamping pasien rehabilitasi narokoba, remaja senang berkhayal dan berimajinasi rentan menjadi pemakai karena sedikitnya kegiatan yang mereka lakukan. Otomatis, risiko mereka untuk mendapat pengaruh buruk dari teman sepergaulan pun semakin besar.
"Jadi pulang sekolah kan nongkrong sama teman-temannya. Diajak main ayo, diajak ke sini ayo, lama-lama nanti diajak pakai narkoba ayo juga," lanjutnya.
Menanggapai hal itu, Bulir Padi Foundation sebagai salah satu yayasan yang sering berkecimpung dalam dunia pendidikan anak-anak kurang mampu pun menggelar workshop bertema Akal Sehat, Hidup Sehat. Tia Sutresna, direktur program dan kegiatan Yayasan Bulir Padi mengatakan bahwa workshop ini dilakukan agar pelajar usia remaja menyadari betapa bahayanya narkoba untuk tubuh dan masa depan.
"Sangat penting untuk pelajar usia remaja 15-18 tahun menyadari dan memahami ancaman penyalahgunaan narkoba. Karena selain merusak kesempatan mereka untuk berprestasi, mereka juga merugikan diri sendiri dan juga keluarga," ucap Tia.
Workshop perdana Bulir Padi dihadiri oleh kurang lebih 15 anak binaan mereka yang terdiri dari pelajar SMP, SMA, dan SMK.
(vit/vit)