Baru-baru ini, peneliti di Amerika Serikat menemukan hubungan menyusui dengan risiko penyakit jantung pada wanita.
Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi mengenai ibu mneyusui kembali menemukan hal menarik. Baru-baru ini, peneliti di Amerika Serikat menemukan hubungan menyusui dengan risiko penyakit jantung pada wanita.
Seperti dikutip laman Nydailynews, Minggu (27/4/2014) sekitar 7.000 bayi yang diteliti berat lahir, durasi menyusui dan tingkat yprotein C-reaktif (CRP) serta indikator peradangan dalam sampel darah menunjukkan hal positif yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung.
"Bayi yang memiliki berat badan lahir rendah dan mendapatkan ASI jangka pendek cenderung dapat mengembangkan peradangan kronis terkait dengan penyakit jantung pada saat dewasa," tulis peneliti.
Direktur Kesehatan anak dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, Alan Guttmacher pun ikut mengapresiasi penelitian ini. Menurutnya, menyusui dapat mengurangi faktor risiko utama untuk penyakit jantung saat dewasa.
Begitu pula dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pihaknya menjelaskan bahwa menyusui merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
"Teorinya pemberian ASI eksklusif wajib diberikan sampai usia enam bulan, tetapi prakteknya kurang dari 40 persen bayi tidak menyusui di seluruh dunia," tulis WHO.
(Abd)