Ohio, AS, Kasus pembunuhan anak yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri tak jarang diberitakan media massa. Rasa heran pasti tebersit, mengapa ada orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri, padahal seharusnya orang tua justru melindungi anak?
Menyoal kasus semacam ini, Dr Sara G. West, MD, asisten profesor kejiawaan di Case Western Reserve University School of Medicine, mengatakan bahwa penyebabnya sangat beragam. Di antaranya adalah ketidakpuasan atas jenis kelamin anak, cacat pada anak, ayah yang tak jelas, serta ketiadaan biaya untuk membesarkan anak
"Alasannya mungkin termasuk ketidakpuasan atas gender anak, atau disabilitas, atau ayah yang tak jelas, serta kekurangan sumber daya untuk merawat anak," terangnya, seperti dikutip dari CNN pada Rabu (23/4/2014).
Lain halnya dengan Phillip J. Resnick, psikiatris forensik yang merupakan pakar di bidang penelitian tentang pembunuhan anak. Menurut artikel yang ia publikasikan pada tahun 1969, ada lima alasan utama mengapa seseorang tega membunuh buah hatinya sendiri.
Pertama yakni altruisme atau dorongan yang dilakukan demi orang lain. Pada kasus ini, orangtua menganggap bahwa apa yang ia lakukan merupakan pilihan terbaik untuk buah hati. Alasan pembunuhan ini bisa dikarenakan buah hati menderita sakit parah, atau agar anak tidak hidup seorang diri lantaran orang tua telah meninggal.
Alasan kedua, menurut Resnick, yakni psikosis akut atau gangguan jiwa yang disertai ketidakmampuan membedakan realita dengan fantasi. Orang tua yang mengalami psikosis akut kerap memiliki imajinasi aneh yang mendorong mereka untuk membunuh anak sendiri.
"Orang tua membunuh anak karena imajinasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, yakin bahwa anak mereka telah dikuasai oleh iblis."
Tiga alasan lainnya adalah karena memiliki anak yang tidak diinginkan, kecelakaan setelah melakukan kekerasan pada anak, dan dalam rangka balas dendam atas perbuatan yang dilakukan oleh salah satu pasangan.
(vit/vit)