Pasien penderita kusta di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). Kusta dikenal juga dengan nama lepra atau penyakit Hansen, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata penderitanya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, 27 Januari 2014, seluruh dunia memperingati Hari Kusta Sedunia. Kusta (juga disebut sebagai penyakit Hansen) merupakan salah satu penyakit yang paling mengerikan di seluruh dunia. Sudah lebih dari tiga dekade sejak terapi obat ganda atau multiple drug therapy (MDT) digunakan, tapi jutaan orang masih saja dibayangi oleh penyakit ini.
Tantangan besar dihadapi dalam memberantas kusta. Laman Health India menyebutkan, deteksi dini merupakan masalah yang paling serius dalam memberantas kusta. Penyakit yang sangat progresif ini baru diketahui pada tahap akhir. Oleh sebab itu, dibutuhkan tes diagnostik yang cepat dan akurat untuk mendeteksi dini penyakit ini.
Kemudian, masalah kedua terjadi dalam pengobatan. Meski beberapa terapi obat bisa diandalkan sejak ditemukannya pada tahun 1980-an, tapi kusta bukanlah penyakit yang mudah sembuh. Dibutuhkan terapi obat jangka panjang. Namun, dalam jangka panjang, tubuh pasien penderita kusta justru akan membentuk resistensi, sehingga obat tersebut menjadi kehilangan manfaatnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menuturkan, saat ini memang dibutuhkan obat-obatan baru yang lebih ampuh dan bisa mengobati kusta dalam waktu singkat.
Masalah terakhir yang menjadi tantangan global dalam menangani kusta adalah modus penularan penyakit yang masih belum diketahui. Meski sudah diusahakan segala pengobatan, tapi jika penyebaran kusta tidak bisa dikendalikan tentunya kusta tidak akan mudah dikalahkan. Menghancurkan rantai penyebaran kusta tak kalah pentingnya dengan mengobati penderita kusta.
ANINGTIAS JATMIKA | HEALTH INDIA
Terpopuler:
Jenderal Ini Menangis Kunjungi Korban Banjir
Gempa Kebumen, Pantai Selatan Jadi Zona Aktif
Gempa Kebumen, Ada Ular Berjalan di Bawah Tanah
Klaim Ical Soal Pak Harto dan Golkar Berlebihan