SOSOK Farhat Abbas cukup kontroversial. Berulangkali dia melontarkan kata-kata yang nyeleneh dan "menyerang" seseorang di jejaring sosial.
Akibatnya, publik pun dibuat tercengang. Apalagi saat pernyataannya tentang Ahmad Dhani berujung panjang. Belum lagi, sindiran terhadap keluarganya sendiri yang dilakukan belum lama ini.
Meski begitu, apa yang diungkapkan Farhat seolah berbanding terbalik ketika dikonfrontir dengan "para korbannya". Farhat justru bersikap tidak seagresif dengan pernyataannya di jejaring sosial. Lantas, bagaimana psikolog menanggapi hal tersebut?
"Ketika di sosial media, memang kontrolnya rendah. Tapi saat face to face dengan seseorang, maka otak akan berpikir benar atau salahnya. Akan mempertimbangkan beberapa kali kalau hendak melakukan sesuatu," ujar Psikolog Frederik Dermawan Purba saat dihubungi Okezone melalui sambungan telefon, belum lama ini.
Namun demikian, Frederik mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Farhat sebenarnya untuk mencari perhatian.
"Pada dasarnya, dia adalah orang yang suka mendapat perhatian, baik negatif atau positif. Mau membuat dia dipuji atau tidak, terpenting ada orang yang memperhatikannya," tutupnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.