KEPUTIHAN memang biasa terjadi dan banyak dialami para wanita. Namun terkadang keputihan membuat rasa tidak nyaman pada organ intim wanita, seperti keputihan dalam jumlah banyak, berbau, bahkan terasa gatal.
Bagaimana membedakan antara keputihan yang normal terjadi dengan keputihan yang patut diwaspadai? Lalu bagaimana pula cara mengatasinya?
Menurut dr. Riyana Kadarsari SpOG, keputihan (fluor albus, vaginal discharge, leukorrhea) merupakan sekresi dari vagina, bisa berasal dari kelenjar di vagina, vulva serviks, dan uterus. Keputihan ini bisa saja normal namun bisa juga suatu gejala penyakit, seperti dikutip Tabloid Mom & Kiddie.
Keputihan normal biasanya terjadi sebelum dan sesudah menstruasi, saat masa subur, terkadang juga terjadi pada bayi pada awal kelahiran, anak-anak menjelang remaja karena faktor hormon, pemakaian alat KB IUD sering pula mengakibatkan keputihan.
Ciri-ciri keputihan yang normal antara lain tidak berbau busuk, berupa lendir bening, tidak gatal.
Sedangkan keputihan yang patut Moms waspadai sebagai gejala suatu penyakit jika memiliki ciri berwarna kuning atau kehijauan atau abu-abu, berbau amis atau busuk, gatal, jumlahnya banyak terkadang sampai menyebabkan keluhan berkemih.
Ragam Penyebab
Keputihan yang abnormal biasanya disebabkan infeksi oleh bakteri, virus, jamur maupun parasit. Keputihan yang disebabkan bakteri diantaranya gonorrhea biasanya memiliki gejala yaitu jumlah cairannya banyak, bercampur nanah, bisa disertai nyeri berkemih, ada iritasi atau kemerahan pada vagina dan mulut rahim.
Keputihan karena kuman ini sangat menular dan jika tidak diobati bisa menyebabkan infeksi di daerah panggul sampai kemandulan.
Bakteri lain penyebab keputihan adalah bacterial vaginosis dan gardnerella. Ciri-cirinya yaitu:
-Biasanya berbau amis
- Gatal
- Berwarna abu-abu
- Tidak kental
Kuman ini awalnya adalah kuman normal di vagina. Namun karena faktor turunnya keasaman vagina akibat hormon, kehamilan atau pemakaian antiseptik berlebihan, maka kuman ini menjadi berlebihan dan menyebabkan penyakit.
Keputihan yang disebabkan karena parasit salah satunya adalah trichomonas vaginalis, parasit ini memiliki ciri keputihan antara lain:
- Berwarna kuning atau kehijauan
- Berbuih
- Berbau amis
- Tidak gatal
Trichomonas sering menyebabkan radang panggul yang bisa mengakibatkan kemandulan akibat kerusakan saluran tuba.
Selain bakteri, jamur juga sering menyebabkan keputihan yaitu dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Terasa gatal
- Cairannya kental
- Berwarna kuning kehijauan menggumpal
Jangan Diabaikan!
Keputihan yang abnormal jika dibiarkan maka infeksinya akan naik ke alat reproduksi yaitu rahim dan saluran tuba yang dapat menyebabkan infeksi panggul dan kerusakan organ reproduksi yang pada kemudian hari menyebabkan kemandulan. Jika kondisi tubuh menurun, infeksi ini dapat menyebar ke organ tubuh sekitarnya dan bisa sampai kondisi infeksi berat atau sepsis.
Pada pasien yang sedang hamil, tentu saja keputihan dapat menyebabkan infeksi pada mulut rahim yang berakibat kontraksi prematur. Infeksi pada ketuban bisa menyebabkan ketuban pecah dini dan infeksi pada janin.
Keputihan yang tidak normal memang merupakan suatu gejala penyakit tertentu. Oleh sebab itu sebaiknya jika merasa keputihan dalam jumlah yang banyak, berbau, gatal atau berwarna seperti abu-abu kuning kehijauan atau putih kental, sebaiknya Moms segera memeriksakan diri ke dokter.
Biasanya akan dilakukan pemeriksaan jika ditemukan:
- Apakah ada warna kemerahan atau tidak.
- Ada atau tidaknya kutil kelamin.
- Ada atau tidaknya luka pada alat kelamin luar.
Setelah diperiksa lalu dilakukan pengambilan sekret vagina untuk dilihat kemungkinan penyebabnya. Jika sekret tidak banyak, maka dapat dilakukan papsmear. Tapi kalau sekret banyak maka papsmear ditunda setelah pengobatan. Keputihan yang lama bercampur darah dan berbau busuk harus dicurigai sebagai suatu kanker mulut rahim yang disebabkan virus HPV Oncogenik. Perlu diingat kanker adalah suatu proses yang kronik maka pencegahannya adalah papsmear berkala.
Pengobatan
Terapi keputihan tentu saja disesuaikan dengan penyebabnya apakah jamur, bakteri atau parasit dan sejauh mana komplikasi yang timbul apakah menyebar ke organ lain misalnya saluran kemih. Jika setelah pengobatan belum sembuh juga, biasanya dilakukan kultur untuk melihat obat yang sesuai. Pada pasangan yang aktif secara seksual, pasangan pun sebaiknya diperiksa dan diobati agar tidak berulang. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.