Pages

Minggu, 26 Januari 2014

Liputan6 - RSS 0.92
Liputan6.com merupakan situs berita aktual, tajam, terpercaya yang dimiliki SCTV 
Teach your child to read.

Save 20% now with Hooked on Phonics! Enter 'SAVE20' at checkout.
From our sponsors
Kisah Biksu yang Menjadi Kaligrafer China
Jan 26th 2014, 13:49

Posted: 26/01/2014 19:30

Kisah Biksu yang Menjadi Kaligrafer China

(Liputan6.com/Kusmiyati)

Liputan6.com, Jakarta : Berawal dari ketertarikannya dengan aksara Mandarin yang indah semasa SMP, biksu Chan Master, Chi Chern mulai berkeinginan menjadi kaligrafer.

Berita Terkait

Pria yang lahir di Malaysia 1955 ini ditahbiskan sebagai biksu oleh Master Zhu Mao. Keterampilan kaligrafinya banyak dianggap orang merupakan warisan dari guru Zhu Mo.

"Sebenarnya shifu tidak pernah mengajari muridnya kaligrafi atau menggambar. Hanya sesekali memberikan pengarahan. Saya bukan belajar di bawah asuhan Shifu, pengarahan shifu yang sesekali itulah yang berpengaruh besar," kata master Chan saat ditemui dalam acara bertema The Lunar Legacy di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, ditulis Minggu (26/1/2014).

Chan Master ini mengaku saat Sekolah Menengah Pertama dirinya terkagum-kagum dengan guru bahasa Mandarinya yang menulis aksara bagus di papan tulis.

"Saya terkagum-kagum dengannya sehingga mendorong saya untuk bisa menulis sebagus itu. Saya pun belajar lagi dengan giat," kata pria yang juga seorang sastrawan dan seniman kaligrafi poci teh ini.

Setelah tamat Sekolah Menengah Atas dirinya menjadi guru sementara dan mulai lagi tertarik dengan kaligrafi. Chan Master pun mulai mempertahankan cara penulisannya dalam jangka waktu panjang.

"Saya masih belajar mengukir beberapa waktu. Kondisi yang mendukung latihan formal justru ketika mengakhiri masa kuliah di Taiwan dan saya pun mempertahankan cara penulisan saya," kata pria lulusan Universitas Foguang, Taiwan ini.

Akhirnya setelah yakin dengan keahliannya, Chan Master pun mulai berani tampil di pameran tulisan dan lukisan.

"Seingat saya, pameran amal resmi pertama kali diadakan saat usia 45 tahun. Saat itu pameran diadakan dalam kegiatan penggalangan dana untuk perkumpuan muda-mudi Busshist," katanya.

Antusias masyarakat yang tinggi membuatnya lebih berani tampil di hadapan publik membawa kaligrafi China indahnya.

"Saya menyadari ternyata banyak orang yang suka dengan kaligrafi jadi setiap ada kesempatan, saya pun tidak ragu memperlihatkan hasil karya saya," ujarnya. Hasil karyanya pernah dilelang dengan harga 250.000 yuan atau setara dengan lebih dari 500 juta.

"Setiap kaligrafi saya adalah hasil tulisan kreatif sehingga banyak yang menaruh mubat besar dan saya pun bersemangat untuk menghasilkan lebih banyak karya dengan penuh kreatifitas. Suasana hati menjadi lebih bebas menggelar pameran untuk kegiatan sosial," katanya.

Chan Master memperkenalkan kaligrafi sama seperti saat dirinya memperkenalkan buddhisme. "Saya menjadikan kaligrafi sebagai cara untuk memperkenalkan buddhisme sekaligus menjadi penggerak atau motivasi saya. Ibarat perahu mengalir begitu saja dan saya bersyukur," katanya.

Chan Master telah menggelar pameran di berbagai negara Asia, seperti Malaysia, China, Singapura, Taiwan. Tahun ini giliran Indonesia yang menyaksikan kaligrafi yang indah buatannya.

Masyarakat dapat langsung datang ke Grand Indonesia Shopping Town lantai 1 sky bridge dari tanggal 17 Januari sampai 23 Februari 2014. (Mia/Igw)

Berita Rekomendasi

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions