PENYAKIT dyspepsia atau akrab dikenal dengan maag, banyak diidap sejumlah pasien. Para dokter umum diminta dapat mendeteksi dan menangani pasien dengan keluhan dyspepsia atau maag, sehingga tak perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Seharusnya dokter umum yang bekerja di pusat pelayanan primer dapat mendiagnosa maag dengan benar. Pernah saya menerima pasien BPJS dengan rujukan dyspepsia, karena diagnosanya perut bagian atas sakit. Setelah saya periksa ternyata penyebab perutnya sakit karena pembengkakan kelenjar di leher," kata dokter spesialis penyakit dalam RS Tugu Ibu, dr Syarifuddin Laingky, SpPD dalam seminar "Terkini tentang Dyspepsi Tatalaksana
dan Faktor Kejiwaan" di RS Tugu Ibu, Cimanggis, Depok, baru-baru ini.
Gejala awal dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, muntah, mual, perut kembung, cepat kenyang, dan bersendawa. Keluhan tersebut dapat menetap untuk waktu tertentu atau juga dapat mengalami kekambuhan.
Perlu diketahui juga maag terjadi karena dyspepsia organik dan fungsional atau kejiwaan. Secara organik bisa disembuhkan, namun kejiwaan yang labil juga menyebabkan maag.
"Kalau sudah diobati dan anjuran dokter sudah diikuti, tapi masih maag maka faktor kejiwaannya harus ditanyakan," imbuhnya.
Syarifuddin meminta para penderita maag untuk mengindari makanan asam, pedas, merangsang, dan minum alkohol. Sedangkan jenis obat yang diminum jenis antasida.
"Antasida menetralisir asam lambung dan menghilangkan keluhan-keluhannya," tandasnya.
(tty)