Boston, Sudah bukan rahasia lagi jika baik pelaku maupun korban bullying bakal sama-sama berisiko mengalami gangguan mental. Namun yang cukup mengejutkan ternyata bukan itu saja risiko yang dihadapi anak-anak malang ini.
Studi lain menemukan pelaku dan korban bullying lebih cenderung melakukan seks berisiko. Yang dimaksud perilaku seks berisiko di sini adalah seks kasual atau gonta-ganti pasangan dan seks di bawah pengaruh alkohol maupun obat-obatan terlarang.
Tim peneliti dari Boston University School of Education berani mengambil kesimpulan seperti itu setelah mengamati sekitar 9.000 siswa sekolah menengah atas dari 24 sekolah di AS. Kesemua partisipan hanya diminta mengisi survei tentang pengalaman bullying dan perilaku seksual mereka.
80 persen siswa mengaku tak pernah di-bully ataupun melakukan tindak bullying pada teman atau adik kelas mereka. Namun ada tujuh persen yang pernah melakukan seks kasual dengan seseorang yang baru mereka kenal atau orang asing dan 12 persen yang bercinta di bawah pengaruh minuman keras atau obat-obatan terlarang.
Dan ternyata setelah dikorek lebih dalam, anak-anak ini akhirnya mengakui bila mereka pernah di-bully tapi tidak melakukan bullying kepada orang lain.
Sedangkan dari enam persen partisipan yang mengklaim pernah mem-bully teman atau adik kelasnya, seperempatnya mengaku pernah bercinta dengan orang asing dan hanya sepertiga yang melapor pernah berhubungan seksual ketika mabuk atau 'high'.
Lain lagi pada partisipan yang pernah menjadi pelaku maupun korban bullying sekaligus. Dari jumlahnya yang hanya enam persen, 20 persen di antaranya pernah berhubungan seks secara kasual dan 23 persen lainnya mengaku pernah bercinta di bawah pengaruh tertentu.
"Agresivitas dan perilaku seks berisiko itu memang cenderung berkaitan, jadi tidak mengherankan jika pelaku berikut korban bullying lebih sering melakukan perilaku seks berisiko dibanding teman-temannya," tutur si peneliti, Melissa K. Holt seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/4/2014).
Peneliti juga memastikan anak-anak atau remaja yang terjebak dalam lingkaran bullying ini memang kerap mencari pelampiasan dengan mengonsumsi narkoba ataupun alkohol. Bisa jadi karena pengaruh kedua hal inilah mereka akhirnya berani melakukan seks berisiko.
(lil/up)