Pages

Senin, 21 April 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler 
Shop Tervis tumblers.

Create a one of a kind personalized gift. It's fun and easy to design!
From our sponsors
Bayi Faiz dengan Otak di Luar Butuh Biaya Operasi Rp 60 Juta
Apr 21st 2014, 04:04, by Raden AMP

Liputan6.com, Kubu Raya Tangan Sumiati sesekali memegang anaknya yang baru lahir. Wanita berusia 22 tahun ini tak menyangka anak ketiganya lahir dalam keadaan tak normal. Muhammad Faiz, anak ketiga dari Suhdi Yanto (28) dan Sumiati, mengalami cacat di tengkoraknya yang membuat otak ada di luar.

Bayi berjenis kelamin laki-laki ini lahir pada 23 Maret 2014, di sebuah rumah sakit swasta di Kota Pontianak. Bayi mungil ini memiliki berat badan 2.800 gram dan panjang tubuh 47 centimeter. Kelainan yang dialami Faiz bisa terjadi karena adanya selaput yang menutupi otak sehingga menyebabkan cacat tengkorak. Kelainan bayi sejak dilahirkan ini sangat langka dan terjadi pada satu dari 10.000 kelahiran.  

Sumiati saat ditemui Liputan6.com, di rumah tumpangan keluarganya yang terletak di Kampung Cahaya Utara, Dusun Pelita Jaya, RT 006 RW 001, Desa Kuala Mandor B, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menceritakan penderitaan yang dialami putranya itu/

"Saya dan suami tak mampu bayar biaya untuk operasi anak saya ini. Karena biaya operasinya mencapai Rp 60juta. Mana kami mampu, mana ada uang sebesar itu. Untuk makan saja susah," kata Sumiati, kepada Liputan6.com, Senin (21/4/2014).

Sumiati bercerita, pada saat mengandung, ia merasakan gejala aneh pada bayinya tersebut. Padahal, Sumiati sering memeriksa kesehatan kandungannya secara rutin ke Puskesmas terdekat. "Saat hamil gejalanya sakit. Tidur malam tak bisa. Saya bisa tidur jam 05.00 subuh. Semua badan sakit,"katanya.

Ayah Muhammad Faiz, Suhdi Yanto, mengaku sangat berat atas biaya operasi bayinya yang mencekik tersebut. Terlebih, ia sehari-hari bekerja sebagai pengambil getah karet yang penghasilannya cukup untuk makan saja. "Dokternya menyuruh anak saya ini dioperasi. Tapi, saya ini kan tak ada uang sebanyak itu (Rp 60juta). Kemarin aja pas melahirkan saya utang pada keluarga sebesar Rp 10juta. Karena anak saya lahir Caesar," ujarnya.

Suhdi, awalnya  bahagia saat kelahiran anaknya. Akan tetapi, setelah kelahiran anaknya itu ia bingung dengan sejumlah biaya rumah sakit yang mahal. "Senang anak saya keluar. Hati besar saya  selau ingin menyelamatkan anak saya. Jadi saya ini nekad. Saya tidak mampu harus bayar Rp 60juta. Saya nangis hanya bawa Rp 1juta. Pihak rumah sakit tidak mau ngasih utang pada saya," lirihnya bercucuran air mata.

"Malahan mereka minta biaya alat operasi Rp 10juta, saya hanya Rp 1juta aja. Mereka nyuruh runding dulu. Ya keluarga juga tak punya uang," tambahnya.

Kini, Suhdi Yanto dan Sumiati hanya bisa berharap ada dermawan yang rela menolongnya. Pasrah dan cemas selalu menghantui kedua pasangan suami istri ini. Terlebih, mereka hidup jauh dari pusat ibukota. Jangankan untuk hidup berfoya-foya, untuk makan saja mereka harus irit demi untuk keberlangsungan hidup. Bagi mereka anak adalah segalanya, karena itulah masa depan.(Raden AMP)

(Melly Febrida)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
bayifaiz.jpg
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions