KEBIASAAN berbicara dalam keadaan tidur atau mengigau memang bisa melanda siapa pun. Dalam hal ini, pria lebih berisiko terkena gangguan tersebut ketimbang wanita.
Sleep talking atau dikenal dengan somniloquy adalah gangguan tidur yang melibatkan berbicara ketika tidur. Dalam praktiknya, gangguan ini bervariasi antara orang-orang. Beberapa di antaranya spontan berbicara, sementara yang lain melihat hal itu terjadi ketika seseorang berbicara kepada mereka dalam keadaan tidur.
Sleep talking dapat berupa omong kosong, bergumam yang tak masuk akal, obrolan rumit, dan pernyataan yang tak nyambung.
Secara umum, gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja, meskipun tampaknya tak diwariskan. Namun, gangguan ini lebih sering memengaruhi laki-laki dan anak-anak dibanding perempuan.
Pemicu dari gangguan ini biasanya karena kurang tidur, alcohol, dan penggunaan narkoba, demam, peningkatan stres, kecemasan, dan depresi.
Hal ini juga dilihat sebagai gejala dalam konteks gangguan tidur lainnya, teror malam, bangun dalam keadaan bingung, tidur sambil berjalan, sleep apnea, dan gangguan perilaku REM.
Sleep talking sebenarnya dapat terjadi setiap saat pada malam hari dan selama tahap tidur. Pada bagian awal malam, orang-orang cenderung lebih pada tahap tidur mendalam (stadium 3/4) dan otak mereka pada dasarnya dimatikan dan mengalami perbaikan dalam kegiatan yang dilalui hari itu.
Selama tahap ini, sleep talking cenderung terdengar lebih seperti bergumam atau omong kosong. Tidur menjadi lebih ringan ketika malam berlangsung, dengan otak kita menjadi sangat aktif, pengolahan emosi, dan kenangan (tidur REM dan tidur tahap 1 dan 2). Selama tahap tidur ini, sleep talking cenderung lebih dimengerti pasangan tidur dan bisa menjadi sebuah narasi.
Meskipun tak berbahaya secara fisik, sleep talking bisa sangat memalukan bagi orang-orang. Hal ini juga dapat menjadi gangguan besar bagi siapa pun didekatnya yang ingin tidur, bahkan menyebabkan insomnia pada orang-orang yang satu ruangan dengannya.
Pasien yang banyak bicara saat tidur mungkin menghindari tidur di sekitar orang lain untuk meminimalisir kekhawatiran akan mengganggu kenyamanan orang lain. Selain itu, penderita sleep talking sering khawatir jika mereka mengatakan sesuatu saat tidur yang mungkin memalukan atau bermasalah.
Bagi kebanyakan orang, penderita sleep talking biasanya berusia pendek dan tidak memerlukan pengobatan apa pun. Jika terjadi beberapa kali tiap pekan akan mengganggu tidur dan pasangan. Atau jika memiliki kekhawatiran tidur di sekitar orang lain, bicarakan dengan spesialis tidur Anda untuk menyingkirkan segala gangguan medis, kejiwaan yang mendasari hal tersebut, atau hal-hal yang memperburuk masalah.
Jika sleep talking dimulai setelah usia 25 tahun, biasanya dapat terlihat bersama dengan masalah medis atau kejiwaaan lainnya. Dalam kasus yang parah, sleep talking dapat berhubungan dengan kejang nokturnal, seperti dilansir Huffinton Post.
Kebersihan tempat tidur, bangun tidur tepat waktu, menghindari alkohol dan tembakau pada malam hari, menghindari kafein di sore hari, mendapatkan tidur cukup setiap malam, dan meminimalkan stres dan kecemasan dapat membantu mengurangi gejala sleep talking. Untuk kasus yang lebih parah, bisa dibantu dengan obat-obatan dan psikoterapi.
Bagi pasangan yang merasa terganggu dengan hal tersebut, akan lebih baik tidur di kamar terpisah sampai penderita benar-benar di bawah kontrol. Pasalnya, bersuara saat tidur di malam hari akan menyebabkan sedikit gesekan antara pasangan. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
