Jakarta, Banyak orang beranggapan bahwa mengenakan kacamata dalam waktu lama dapat memperparah daya penglihatan. Mayoritas pemakai kacamata juga mendapati kemampuan penglihatannya semakin berkurang dari waktu ke waktu, misalnya derajat minus atau plus yang semakin bertambah. Namun, benarkah penyebabnya adalah karena memakai kacamata?
"Ada banyak alasan mengapa seseorang tak selalu mengenakan kacamatanya. Mereka mungkin tidak suka penampilannya, diejek, atau lebih nyaman tanpa kacamata. Selain faktor kenyamanan dan estetika, beberapa orang khawatir terlalu sering menggunakan kacamata akan melemahkan penglihatan mereka," ujar Claudia Hammond, penulis, penyiar BBC Health Check, sekaligus pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Boston.
Anggapan tersebut rupanya telah bercokol kuat di dalam benak masyarakat dan beberapa studi telah membuktikannya. Sebuah studi di Nigeria yang dipublikasikan tahun 2013 menemukan bahwa 64 persen siswa yakin bahwa kacamata dapat memperlemah mata.
Hasil penelitian itu tak jauh berbeda dengan penelitian serupa di India dan Pakistan. Sebanyak 30 persen siswa di India yakin terus menerus menggunakan kacamata dapat membuat penglihatan semakin melemah. Sedangkan di Pakistan, persentase tersebut mencapai 69 persen. Bahkan, studi di Brasil menemukan beberapa staf medis yang yakin bahwa mata akan semakin melemah jika terus menerus menenakan kacamata.
Namun, adakah penelitian yang membenarkan anggapan itu?
"Yang mengejutkan, hanya ada sedikit penelitian mengenai efek penggunaan kacamata. Dan dari yang kami tahu, tidak ada yang membuktikan bahwa mengenakan kacamata dapat melemahkan daya penglihatan," terang Hammond seperti dilansir BBC News, dan ditulis pada Jumat (23/5/2014).
Lantas, bagaimanakah kebenarannya? Hammond menjelaskan penyebab sebenarnya adalah karena kemampuan lensa mata manusia akan semakin melemah seiring pertambahan usia. Penurunan fungsi mata inilah yang kerap dianggap sebagai efek memakai kacamata.
Ia menjelaskan, dua alasan utama mengapa seseorang mengenakan kacamata ialah karena mata minus alias miopi, serta mata plus alias hipermetropi. Khusus untuk kasus hipermetropi, banyak pasien yang baru menyadarinya ketika mencapai usia 40 hingga 50 tahun. Dan seiring menuanya usia, kemampuan lensa mata untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan jarak akan semakin menurun.
Akibat penurunan kemampuan lensa mata, orang akan lebih sering membutuhkan kacamata untuk melakukan berbagai aktivitas. Hal tersebut kemdian membuat mereka mengambil simpulan bahwa kacamata adalah dalang melemahnya penglihatan mereka. "Padahal sebenarnya, tidak ada hubungan sebab akibat," pungkasnya.
(iva/up)