Pages

Sabtu, 31 Mei 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Compare Hotels

Find great prices for amazing hotels wherever your next destination may be. It's simple to search 100+ sites at once!
From our sponsors
Celotehan Remaja Indonesia Soal Merokok
May 31st 2014, 02:02

Jakarta, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat ramah terhadap rokok. Rokok dapat dijumpai di hampir seluruh warung kelontong hingga supermarket. Tak ayal, kebiasaan merokok pun sudah dilakukan bahkan sejak usia sekolah.

Rajab (17) pelajar kelas 2 SMU di salah satu SMU Negeri di Jakarta Selatan mengaku bahwa sudah mulai merokok sejak kelas 3 SMP. Ia mengaku dapat menghabiskan 1 hingga 1,5 bungkus per hari, tergantung seberapa banyak uang jajan yang diterimanya dari orang tua.

"Biasanya ngerokok ya pulang sekolah. Nongkrong sama teman-teman sekolah. Kalau malam ya ngerokok lagi sama teman-teman rumah," tuturnya ketika ditemui detikHealth dan ditulis Sabtu (31/5/2014).

Diakuinya bahwa memang ia tahu bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit dan berakibat buruk bagi tubuh. Namun karena tidak adanya larangan tegas dari orang tua serta lingkungan pergaulan yang pro rokok, kebiasaan merokoknya tersebut sangat sulit untuk diberhentikan.

Lain halnya dengan Aji (18). Pelajar kelas 3 SMU yang juga merupakan senior Rajab tersebut mengatakan bahwa meski merokok, namun ia hanya merokok jika berada di lingkungan perokok saja, kondisi yang akrab disebut sebagai socio smoker. Konsumsi rokoknya pun tidak banyak, hanya 2 atau 3 batang per hari.

"Kalau lagi sama teman-teman aja sih. Di rumah soalnya nggak ada yang merokok jadinya sensitif sama bau rokok. Kadang kalau nggak ngerokok pun misalnya habis nongkrong masih sering dimarahin karena disangka merokok soalnya bajunya bau rokok," ujar Aji menjelaskan.

Latar belakang keluarga yang keras tersebut dikatakan Aji akibat penyakit paru-paru yang pernah menghinggapi ayahnya beberapa tahun lalu. Dikatakannya bahwa dulu ayahnya merupakan perokok berat dan divonis paru-parunya bolong akibat rokok. Sang ayah pun memutuskan untuk berhenti merokok setelah menjalani terapi penyembuhan.

Data daru Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa terjadi peningkatan 2 kali lipat pada perokok pemula usia 10-14 tahun. Pada tahun 2001, hanya 9,5 persen remaja yang sudah merokok, namun meningkat menjadi 18 persen pada 2013.

Tak hanya itu 78 persen perokok mengaku mulai merokok sebelum umur 19 tahun, dan sepertiga dari siswa usia sekolah (7-19 tahun) mengaku mencoba menghisap rokok pertama kali bahkan sebelum berumur 10 tahun.

(up/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
090341_rokok2.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions