TERKENA penyakit diabetes membuat seseorang harus menjalani perawatan seumur hidup, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, bila anak memiliki faktor risiko diabetes sebaiknya orangtua memeriksakan.
Hal tersebut seperit dianjurkan staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD FKUI/RSCM, dr Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD. Menurutnya, tidak perlu menunggu anak sampai usia tertentu, bila memiliki faktor-faktor risiko diabetes langsung periksakan saja.
"Misal, anak gemuk berusia 14 tahun, bapak atau ibunya memiliki diabetes, periksakan saja. Pokoknya bila ada hubungan darah, tidak mesti dari bapak atau ibu, entah paman atau kakek, kalau gemuk periksakan saja," tuturnya pada peluncuran Accu-Check Active di Intercontinental Jakarta MidPlaza Hotel, Jakarta, Rabu (21/5/2004).
Lebih lanjut, dr Tri Juli mengatakan bahwa mengukur apakah seseorang (termasuk anak) kelebihan berat badan atau obesitas dengan menggunakan kriteria indeks massa tubuh (body mass index/BMI) Asia Pasifik. Berdasarkan kriteria Asia Pasifik, dr Tri Juli menyebutkan indeks massa tubuh melebihi 23 kg/m2 termasuk kelebihan berat badan sedangkan obesitas di atas 25 kg/m2.
Menurut dr Tri Juli, diabetes tipe 2 tidak hanya persoalan berat badan. Misalnya, dr Tri Juli mengatakan bahwa ciri diabetes tipe 2 di Asia sedikit berbeda dengan Amerika, yaitu masyarakatnya bertubuh lebih besar. Tetapi, tambahnya, , tidak menutup kemungkinan orang bertubuh kurus terkena diabetes tipe 2.
.
"Sama-sama (warga Amerika dan Asia-red) diabetes tipe 2, tetapi orang Asia tubuhnya lebih kurus. Memang diabetes biasanya lebih banyak pada orang gemuk, tetapi tidak menutup kemungkinan orang kurus terkena diabetes tipe 2. Makanya, penurunan berat badan sering dicirikan gejala kencing manis, atau kekurangan insulin yang besar dapat menyebabkan penurunan berat badan," tutupnya. (Fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
