DISFUNGSI ereksi atau impotensi dapat mengganggu kehidupan seksual, baik bagi suami maupun istri. Bahkan, impotensi dapat menyebabkan pria trauma dalam berhubungan seksual.
Lalu, bagaimana agar pria dengan disfungsi ereksi tidak mengalami trauma berhubungan seksual? Sebelumnya, spesialis andrologi Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati, dr. Nugroho Setiawan, MS.,Sp.And, menjelaskan, tingkat kekerasan ereksi memiliki poin 1 sampai 4. Angka-angka ini menjadi indikator untuk menilai apakah seorang pria mengalami disfungsi ereksi.
Lebih lanjut, dr. Nugroho mengatakan, pria yang memiliki tingkat kekerasan ereksi hanya 1 sampai 2, spermanya akan sulit masuk ke organ reproduksi wanita. Hal ini karena alat kelamin pria hanya besar tetapi tidak keras, sehingga sulit masuk ke Miss V.
Selanjutnya, kekerasan ereksi tingkat 3. Pada tingkat ini, dr Nugroho mengatakan bahwa alat kelamin pria mampu masuk alat reproduksi wanita, tetapi tingkat kekerasan ereksinya tidak optimal karena mengalami ejakulasi dini. Oleh karena itu, dr. Nugroho menyarankan bila setelah melakukan foreplay tingkat kekerasan ereksi hanya 1 sampai 3 jangan dipaksakan berhubungan seksual.
"Harus cari pertolongan ke dokter agar diobati sehingga kembali normal. Kalau tetap berhubungan seksual, pasti menyebabkan trauma, sehingga bisa sengsara karena ejakulasi dini, ini termasuk difungsi ereksi dan tidak boleh terjadi," jelasnya di The Only One Club, fX, Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Oleh karena itu, menurut dr. Nugroho, perlu dipahami bila tingkat ereksi hanya 1 sampai 3 itu bisa dikatakan disfungsi ereksi. dr. Nugroho menyimpulkan bahwa disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan pria mempertahankan ereksi untuk berhubungan seksual yang memuaskan. (fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.