DIABETES tipe 2 tidak hanya terjadi pada orangtua, tapi juga anak-anak. Biasanya, diabetes ini lebih disebabkan karena salahnya pemahaman orangtua, terutama di perkotaan, dalam memaknai kata sehat.
Menurut staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD FKUI/RSCM, dr Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, angka pasien diabetes di perkotaan cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan banyak anak-anak yang mengalami kegemukan.
"Sekarang, pemahaman orangtua menganggap anak gemuk itu sehat, ciri kemakmuran, dan pintar. Padahal, anak-anak gemuk yang dari kecil sudah makan junk food itu jarang bergerak. Itulah mengapa diabetes tipe 2 sering terjadi lebih dini," tuturnya pada peluncuran Accu-Check Active di Intercontinental Jakarta MidPlaza Hotel, Jakarta, Rabu (21/5/2004).
Meski begitu, dr Tri Juli menambahkan, belum ada penelitian khusus mengenai seberapa banyak anak yang menjadi diabetesi. Sebab, hal ini butuh kategorisasi lebih dulu. Misalnya, angka kasus diabetes tipe 2 di bawah usia 20 tahun belum terlalu banyak, yakni kurang dari lima persen.
"Tetapi, angka kasus diabetes tipe-2 yang terjadi di bawah usia 30 dan di atas 40 tahun lebih banyak. Jadi, semakin muda usia, frekuensi diabetesi lebih sedikit. Namun, ini yang perlu disosialisasikan kepada orangtua agar anak-anaknya tidak menjadi diabetesi tipe 2," tutupnya.
(Fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.