Yogyakarta, Bila melihat anak-anak keturunan orang asing seperti dari Amerika atau Inggris, mungkin kita akan minder dengan postur tubuh mereka yang tinggi dan kulit yang putih. Namun dokter anak tekankan gen bukanlah segala-galanya.
"Kebutuhan nutrisi antara anak made in luar negeri dengan made in dalam negeri itu sama, terutama kalori setelah lahir. Pada awal-awal itu total kebutuhannya sekitar 110-120 kkal/kg. (Namun) kemudian tergantung berat badannya," ungkap Prof Dr Muhammad Juffrie, PhD, SpA(K).
Hal ini disampaikan Prof Juffrie dalam talkshow Vitalac dengan 5 Star Nutri 'Nutrisi Berkualitas Internasional untuk Anak Indonesia' di Hotel Phoenix dan ditulis Rabu (28/5/2014).
Untuk menerangkan hal ini, staf pengajar Fakultas Kedokteran UGM itu memberikan pemahaman bahwasanya pertumbuhan anak didasari oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan (environment).
"Genetik itu emang dari sononya, kecuali ibunya pada saat hamil itu 'macem-macem'. Ada penelitian yang dilakukan di Inggris selama 20 tahun, yang diamati itu perilaku si ibu ketika hamil. Setelah anaknya lahir dan tumbuh, gennya dilihat. Ternyata yang waktu hamil ibunya itu aneh-aneh, seperti konsumsi alkohol, narkoba, free sex ini gennya yang tadinya baik jadi buruk karena environment itu tadi," terang Prof Juffrie.
Sebaliknya gen yang buruk pun bisa diubah menjadi baik. Prof Juffrie mencontohkan kondisi anak-anak Jepang. Perbedaan mencolok terlihat pada tinggi badan anak Jepang di masa lalu dengan masa kini.
"Orang Jepang yang dulunya pendek-pendek, dengan pemberian nutrisi yang baik sekarang jadi lebih tinggi. Jadi nutrisi bisa merubah gen menjadi baik," katanya.Next
(
iva/up)