Jakarta, Kualitas sperma pada air mani memegang peranan penting untuk sistem pembuahan. Untuk mengetahui baik buruknya, sperma harus diuji di laboratorium dengan menggunakan alat khusus. Tampilan kasat mata seperti air mani encer tidak bisa dijadikan patokan penentu kesuburan.
"Cairan sperma yang tampak encer secara kasat mata, belum bisa dijadikan patokan penentu fertilitas (kesuburan) pria," jelas dr Andri Wanananda MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, kepada detikHealth, Kamis (22/5/2014).
dr Andri menegaskan air mani encer tidak dapat ditentukan secara kasat mata. Harus dipastikan dengan analisa laboratorium untuk menentukan densitas (lebih dari 20.000/ml), motilitas (lebih dari 50 persen sel jantan masih gerak dalam 4 jam), sel jantan abnormal harus kurang dari 40 persen, dan volume cairan sperma lebih dari 2 ml tiap ejakulasi.
Yang mempengaruhi densitas sperma antara lain kadar hormon pria (testosteron), asupan makanan dan minuman yang bergizi seimbang, kebugaran fisik, dan adakah penyakit kronis seperti diabetes alias 'kencing manis'.
"Mani encer tidak serta merta menyebabkan kemandulan. Karena kental atau encernya cairan sperma ditentukan oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi serta kadar hormon pria (testosteron)," ujar dr Andri.
Lebih lanjut dr Andri menjelaskan kemandulan pada pria disebabkan oleh jumlah spermatozoa (sel jantan) di bawah nilai normal, bentuk spermatozoa yang tidak normal, serta motilitas atau gerakan spermatozoa yang lambat.
"Penyakit yang sering menjadi pemicunya antara lain parotitis (gondongan), diabetes mellitus (kencing manis)," sambung dr Andri.
(mer/up)