ISTRI ingin membeli sofa warna merah, sementara sang suami tidak setuju. Pasalnya, warna itu terlalu ngejreng.
Beda pendapat seperti itu memang kerap dialami pasangan yang menginginkan sesuatu. Tentu hal ini akan berujung pertengkaran hebat jika masing-masing tidak ada yang mau mengalah.
Setiap orang memang ada kalanya memiliki sifat tidak mau mengalah. Namun, sifat ini juga tetap harus ada batasannya.
Ratih Pramanik, S.Psi, MM seorang konselor dari PT. Personal Growth memaparkan seluk beluk mengenai sifat tidak mau mengalah dan bagaimana cara mengendalikannya. Yuk, simak ulasannya di bawah ini, sebagaimana dilansir Mom & Kiddie.
Pertahanan Diri
Pernikahan menuntut pasangan untuk saling menyesuaikan diri. Di dalam proses menyesuaikan diri, kadang kita terlibat konflik akibat perbedaan yang ada. Untuk bisa menyelesaikan konflik diperlukan sikap rela mengalah. Masalahnya terkadang kita tidak mudah mengalah dan memang ada sebagian yang memiliki sikap tidak mau mengalah.
Menurut Ratih, sifat tidak mau mengalah sebetulnya terjadinya karena setiap orang berusaha untuk mempertahankan dirinya masing-masing. Mereka mempertahankan diri dari rasa cemas, stres, dan tantangan dari lingkungan di luar dirinya, sehingga pada beberapa orang dijumpai sifat tidak mau mengalah, keras kepala, dan mau menang sendiri.
Nah, sifat inilah yang kemudian menjadi reaksi dari pertahanan dirinya. Namun di samping mempertahankan diri, manusia juga harus mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri.
"Ingat, manusia adalah makhluk sosial, selain dirinya masih ada orang lain. Untuk hidup berdampingan secara nyaman tentunya setiap orang harus mampu bertoleransi, melakukan kompromi, dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Proses ini perlu dipelajari sejak dini, sehingga ketika harus mengalah ia tidak merasa kalah juga tidak ngotot supaya setiap orang harus mengikuti pendapatnya," jelas Ratih.
Bukan Egois
Banyak orang beranggapan bahwa sifat tidak mau mengalah sama dengan egois. Padahal kedua sifat ini berbeda. Egoisme adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan atau memilih sesuatu yang menguntungkan dirinya sendiri. Terlepas dari tindakan atau pilihannya itu merugikan orang lain atau tidak.
Salah satu akar penyebab egoisme yakni karena kurang empati, terlalu mementingkan diri sendiri, sulit menerima pendapat orang lain, dan merasa dirinya adalah yang paling benar.
Mengalah atau tidak mau mengalah tergantung pada karakteristik masing-masing individu. Jika pada dasarnya orang tersebut mudah mengalah, maka dengan pasangan pun meski baru berumah tangga, dia tak kesulitan untuk mengalah.
Sebaliknya, jika sepanjang hidupnya dia tidak pernah mengalah atau belajar mengalah, maka di mana pun dia akan sulit untuk mengalah. Baik sebagai pasangan baru atau pasangan yang sudah lama menikah.
Ratih mengatakan, mengalah yang wajar adalah mengalah pada pendapat orang lain yang benar dan lebih menguntungkan banyak pihak.
"Maksudnya, tidak menginjak harkat dan martabat sebagai manusia. Misalnya, tidak disakiti secara fisik dan psikis, tidak merugikan orang lain. Juga tidak membuat kita melakukan hal yang dilarang oleh agama," katanya.
Mengalah atau Tidak?
Untuk mengetahui dengan benar kapan saatnya kita mengalah atau tidak, Ratih menyebutkan ada dua hal yang harus Moms and Dads pahami. Pertama, perbanyak membaca artikel dan berita, mulai dari masalah hukum, ekonomi, keluarga, juga kitab suci. Hal ini diperlukan agar kita tahu betul mana yang benar dan mana yang salah. Apa yang sedang dibicarakan dan tidak.
Kedua, kenali dengan benar siapa pasangan kita, seperti apa sifatnya, minatnya, dan aktivitasnya. Kita harus tahu bagaimana dia menjalani hari di kantor, jadi kita tahu waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan pasangan. Hal ini diperlukan agat kita bisa memahami pasangan dan tahu cara berkomunikasi, serta berargumen dengannya. Juga agar Moms atau Dads mampu berempati pada pasangan. Inilah yang kemudian menjadi pondasi kita dalam membangun kehangatan sebagai suami-istri.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.