Pages

Rabu, 19 Februari 2014

Sindikasi health.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Health 
Life mundane? Vegas baby!

Need some excitement in your life? Slots. Cards. Shows. Food. And all the things that happen in Vegas that stay in Vegas. Check out great deals on hotels.
From our sponsors
Anak Masuk PICU, Jangan Cemas
Feb 19th 2014, 06:17

Anggapan ruang gawat darurat bagi anak di rumah sakit PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah tempat bagi pasien yang sudah mau meninggal dunia mesti dibuang jauh-jauh. Justru PICU adalah ruang penanganan bagi anak-anak yang masih punya harapan hidup.

Memiliki anak yang sedak sakit, sudah pasti menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi Anda sebagai orang tua. Apalagi, dokter memutuskan untuk memasukkan si kecil ke ruang gawat darurat PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Namun, Anda tak perlu khawatir berlebihan.

Masuk ke ruang PICU bukan berarti anak telah dekat dengan kematian. Justru dengan masuk tempat ini, menurut tim dokter, buah hati Anda masih punya harapan hidup yang tinggi sehingga mesti menjalani observasi ketat atau tindakan invasif yang dilakukan PICU. Intinya, anak akan menerima penanganan yang lebih intensif untuk menangani penyakitnya.

"Kalau prognosis anak sudah buruk mungkin masih bisa didiskusikan. Namun, kalau masih punya harapan hidup, lebih bagus masuk PICU agar dirawat secara intensif,"ujar dokter spesialis anak dari RS Premier Jatinegara, dr Marissa TS Pudjiadi SpA dalam acara media gathering bertajuk "Pentingnya Menjaga Kesehatan Anak" di RS Premier Jatinegara, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Marissa menjelaskan, PICU merupakan fasilitas atau unit terpisah di RS yang dirancang untuk penanganan penderita anak yang mengalami gangguan medis, bedah, dan trauma atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya yang memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif, dan perawatan khusus.

PICU diperuntukkan bagi anak usia di atas 28 hari sampai dengan 18 tahun. Jika ada anak usia nol sampai 28 hari yang membutuhkan perawatan intensif, akan dimasukkan ke NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Terkadang, ada beberapa tumah sakit yang menggabungkan ruangan NICU dan PICU.

Pada awalnya, lanjut dia, PICU diperkenalkan pada abad ke-20 untuk menolong bayi-bayi prematur atau lahir kurang dari 37 minggu. Data di Autralia menunjukkan, 1 dari 20 anak atau sekitar 15/1.000 kelahiran hidup dirawat di PICU. "Tanpa PICU, tingkat kematian bayi dan anak yang berusia kurang dari 15 tahun meningkat dua kali lipat,"ungkap Marissa.

Di dalam PICU, kata Marissa, biasanya terdapat seorang kepala konsultan, dokter spesialis anak yangs setiap saat bisa datang bila diperlukan, dokter jaga yang dapat melakukan resusitasi jantung paru, dan perawat. Selain itu, dibantu juga oleh tim dokter dari spesialis anestesi, kardiologi, respirologi, neurologi, radiologi, psikiater, bedah, bedah saraf, THT, oropedi, dan patologi klinik.

Karena keterbatas tempat, Marissa menuturkan, ada beberapa kriteria pasien anak yang diprioritaskan masuk PICU. Prioritas pertama adalah anak sakit kritis yang dengan terapi intensif dapat sembuh sempurna dan tumbuh serta berkembang sesuai potensi genetiknya.

Kedua, anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang secara medis belum dapat ditanggulangi, namun dengan terapi intensif dapat menanggulangi keadaan kritis sepenuhnya hingga anak kembali pada keadaan sebelum dirawat di PICU.

Ketiga, anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang menyebabkan anak tidak bisa kontak dengan lingkungannya secara permanen dan tidak mengalami tumbuh kembang.

Terakhir yang menjadi prioritas adalah anak sakit kritis dengan prognosis sangat buruk sehingga dengan terapi intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah. "Jadi, bukan karena anak yang masuk ke RS duluan atau sudah bayar booking kamar yang bisa masuk PICU. Harus ada prioritas sesuai dengan kondisi anak saat datang ke RS,"ujarnya.

Dia mengatakan, pasien yang masuk PICU umumnya yang mengalami gangguan atau potensi gangguan respirasi berat, kardiovaskular, ginjal dan saluran kemih, kelainan neurologis, hematologi, onkologi, endokrin, metabolik, saluran cerna, keracunan atau overdosis obat, gagal organ multipel, trauma elektrik, serta kondisi pascabedah yang mengancam nyawa dan membutuhkan pemantauan ketat tanda vital dan sistem organ.

"Biasanya yang paling banyak masuk PICU itu penyakit infeksi paru sama bronkilolitis, yaitu gangguan pada saluran napas anak tersengal-sengal,"sebut Marissa. Bila indikasi untuk semua tindakan di ruang intensif tidak dibutuhkan lagi, ujar Marissa, pasien layan keluar dari PICU.

Tanda-tandanya, diantaranya parameter aliran darah, neurologi dan status respirasi stabil, alat pemantau telah dilepas, kebutuhan suplementasi oksigen juga minimal, gangguan irama jantung dan kejang terkontrol, serta tidak lagi dibutuhkan tunjangan obat-obatan atau bila masih diperlukan dapat digunakan dengan dosis rendah dan aman diberikan di luar ruang intensif.

"Yang penting lagi, staf medis dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan menyepakati bahwa tidak ada lagi kuntungannya untuk mempertahankan anak di ruang intensif,"ujarnya. Sementara itu, RS Premier Jatinegara memiliki ruang PICU di lantai dua anak yang memiliki empat tempat tidur. Di sini, 75 % perawat bersertifikat terlatih perawatan intensif atau minimal berpengalaman kerja tiga tahun di PICU. (tty)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions