London, Umumnya anak laki-laki dibesarkan orang tuanya dengan menerapkan hal-hal berbau maskulin semata. Namun tidak dengan bocah 2 tahun bernama Max Price yang dibesarkan orang tuanya sebagai sosok dengan 'gender netral'. Meskipun Max adalah laki-laki, dia tidak sekadar memiliki mainan khas laki-laki seperti teman-temannya. Namun dia juga bermain boneka, memakai rok, dan mengecat kukunya.
"Menegakkan stereotip gender dapat merusak. Itu mengajarkan anak-anak kecil menjadi agresif dan dominan atas perempuan," kata Lisa Price (23), sang ibu, seperti dikutip dari Mirror, Selasa (18/2/2014).
Lisa dan suaminya memang tidak membesarkan anaknya secara spesifik berdasarkan jenis kelaminnya. Sebab mereka yakin jika anak laki-laki hanya dididik sebagai layaknya lelaki saja, masa di masa depan akan menjadi dominan atas perempuan.
Karena itulah Lisa memakaikan baju laki-laki dan perempuan kepada putranya. Max pun dibelikan mainan untuk laki-laki dan perempuan. Malah Max terkadang berpura-pura menyusui boneka-bonekanya, dan menurut orang tuanya hal itu merupakan ekspresi diri yang tidak perlu dilarang.
Bocah itu sangat menikmati ketika bermain dengan mobil-mobilan, pesawat, ataupun miniatur dinosaurus. Namun dia tak kalah antusias saat kukunya dicat kutes dengan warna favoritnya. Bahkan Max juga tampak senang ketika jepit berbentuk kupu-kupu disematkan di rambutnya.
Lisa dan suaminya, Martin, sama sekali tidak khawatir dengan metode pengasuhan anaknya yang dianggap kontroversial itu. Mereka bahkan sangat yakin pengasuhan seperti itu akan membentuk pribadi Max, sehinga kelak tumbuh menjadi laki-laki dan suami yang lebih baik.
Lisa menghindari pengasuhan anak yang konvensional setelah sebelumnya melakukan penelitian akan maraknya pemerkosaan. Perempuan asal Walsall ini sampai pada kesimpulan bahwa stereotip genderlah yang harus disalahkan atas munculnya agresi seksual.Next
(
vit/up)