PENYAKIT kronis hingga kini menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Pasien penyakit kronis pada umumnya menjalani perawatan seumur hidup yang ditangani oleh dokter spesialis.
Kehadiran dokter spesialis sangat penting untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit kronis. Namun, menurut Pakar Ekonomi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Hasbullah Thabrany, MPH, Indonesia sampai saat ini masih kekurangan dokter spesialis. Menurutnya, penyebaran dokter spesialis di Indonesia juga belum merata di seluruh daerah.
"Ini memang berbahaya karena kita kekurangan dokter spesialis dan tidak merata. Total, dokter spesialis kita sekarang sekiranya berjumlah 25.000 orang," katanya pada media briefing bertema "Obat Efektif atau Obat Murah?" di The Bridge 3, Hotel Aston Rasuna, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2014).
Sementara, tambahnya, jumlah dokter umum di Indonesia mencapai sekira 100.000 orang. Alhasil, perbandingan antara dokter spesialis dengan dokter umum di Indonesia adalah 1:4.
"Idealnya, jumlah dokter spesialis mungkin 40 persen sedangkan dokter umum 60 persen. Jadi, kita masih jauh mengejarnya," paparnya.
Menurut Prof Hasbullah, kondisi tersebut disebabkan oleh tingkat kelulusan dokter spesialis yang memang sedikit. Ini terkait jumlah fakultas kedokteran yang mampu mendidik calon dokter spesialis masih sangat terbatas.
"Selain itu, dokter spesialis yang menjadi pendidik, waktunya terhabiskan untuk mengurus pasien. Jadi, memang kita ada pekerjaan besar di Indonesia untuk meningkatkan produksi dokter spesialis," simpulnya. (ftr)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.