Ternyata, makan ikan di usia tua dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit medis atau fisik sebesar 39 persen.
Liputan6.com, Jakarta Orang usia lanjut yang ingin tetap sehat dan produktif harus menjalani Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tapi, PHBS ini harus dilakukan sejak usia dini, bukan setelah memasuki usia lanjut.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Drg. Kartini Rustandi, M. Kes., mengatakan, sehat di usia lanjut sangat ditentukan oleh kondisi kesehatan seseorang saat ia masih dalam kandungan, masa bayi, balita, remaja, dewasa sampai memasuki usia lanjut. Dengan kata lain, kondisi kesehatan di sepanjang siklus kehidupan manusia sangat menentukan derajat kesehatan pada masa usia lanjut.
"Ini dinamakan life cycle approve. Kondisi di mana perhatian kesehatan dilakukan sejak di kandungan, sehingga tuanya jauh lebih sehat," kata Kartini dalam Workshop bertema `Pendekatan Siklus Hidup Dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Lanjut Usia Sehat dan Sejahtera` di Ruang Bima, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2014).
Menurut wanita berambut pendek ini, bila sedari kecil makan cokelat sudah menjadi suatu kebiasaan yang tidak dapat dihentikan atau dikurangi, bagaimana mungkin ketika beranjak dewasa hingga tua kesehatan jauh lebih baik. Makan cokelat terus menerus, sama saja memasukkan gula dalam jumlah banyak ke dalam tubuh. Dengan begitu, orang tersebut berisiko besar menderita diabetes.
"Kalau diabetes sedari usia muda sudah tidak terkontrol, tak menutup kemungkinan berisiko juga mengalami gagal ginjal. Parahnya, bisa sampai cuci darah. Ya, bagaimana mau sehat kalau kondisinya seperti ini?" kata dia menambahkan.
Meskipun pasien itu memiliki asuransi, terasa percuma. Karena pasien akan merasakan kesakitan saat harus menjalani cuci darah secara rutin. "Dilihatnya sih, biasa saja. Cuma suntik-suntik. Tapi, kalau disuntik terus menerus, apa tahan sama sakitnya?," kata Kartini menerangkan.
Pun dengan kesehatan mata, diharapkan orang mampu menjaga kesehatannya sejak usia sedini mungkin. Apalagi saat ini, di usia muda, tak sedikit orang yang sudah mengenakan kacamata plus."Kalau sekarang sudah plus dua, tuanya mau plus berapa?," kata dia.
Hasil sensus menunjukkan bahwa jumlah orang lanjut usia di Indonesia adalah 18,1 juta per 2010. Atau sama saja dengan 7,6 persen dari jumlah masyarakat keseluruhan. Kemungkinan, pada tahun 2025 jumlahnya meningkat menjadi 2 kali lipat, yaitu 36 juta jiwa.
Kartini menerangkan, meningkatnya jumlah lanjut usia dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Setidaknya, ada empat penyakit yang menghantui para lanjut usia itu, di antaranya hipertensi, stroke, arthritis, sampai pada kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan data Litbangkes, tambah wanita berkacamata ini, kematian di 15 kota besar di Indonesia disebabkan oleh stroke.
(Melly Febrida) ;