Walikota Bandung Dada Rosada (tengah) didampingi Menteri Lingkungan Hidup Gusti Mohammad Hatta (kanan) dan Executive Director United Nations of Environmental Programme Achim Steiner (kiri) meresmikan Hutan Kota Dunia Babakan Siliwangi, Bandung, Selasa (27/9). Di area hutan kota ini juga nantinya akan dibangun sebuah restoran milik swasta yang mengundang kecaman keras dari beragam kalangan dan aktivis lingkungan. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta -Kota yang saat ini dinilai berhasil mengatasi problem sampah adalah Bandung.
Selama ini, sebagai kota besar yang terus berkembang, Bandung sudah lama menghadapi persoalan sampah yang serius. Pertambahan sampah yang terus meningkat mau tak mau menuntut berbagai pihak untuk peduli serta memiliki kemampuan mengelola sampah dengan benar. Keseriusan pemerintah kota Bandung terlihat dengan dikeluarkannya PERDA No. 17 tahun 2012 terkait dengan pelarangan pemakaian kantong plastik selain kantong plastik ramah lingkungan.
Secara tegas disebutkan dalam Perda tersebut bahwa setiap produsen yang memproduksi kantong plastik wajib mengupayakan pembuatan kantong plastik yang ramah lingkungan.
Dengan demikian, setiap produsen plastik diwajibkan mengadakan penelitian dan pengujian di laboratorium yang terakreditasi.
Jika Perda pemerintah kota Bandung ini 100% sudah diimplementasikan, maka Bandung bisa disebut kota pelopor yang melakukan upaya pengelolaan sampah secara konsisten dan integral, mulai dari peraturan yang dikeluarkan pemerintah kota, pengawasan, termasuk sanksi yang dikenakan kepada produsen plastik, pelaku usaha, maupun masyarakat yang tidak mematuhi peraturan daerah tersebut
Sebagai satu-satunya organisasi persampahan resmi tingkat nasional, menurut Sri, InSWA terus bergerak untuk memfasilitasi jaringan para profesional, perusahaan, dan perwakilan berbagai institusi di Indonesia untuk peduli dengan persoalan sampah di Indonesia.
Karena itulah diperlukan kerjasama dan kolaborasi berbagai pihak di beragam sektor demi tercapainya kesamaan tujuan untuk mempromosikan serta mengembangkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.
Bukan hanya itu, sistem monitoring juga diperlukan terhadap komitmen semua pihak bagi kelangsungan ekosistem yang berpengaruh terhadap semua makhluk yang ada di bumi. Inilah salah satu peran strategis yang dilakukan InSWA.
Dengan sistem pengelolaan sampah secara benar, persoalan sampah di kota-kota besar, utamanya sampah plastik yang mencemari kesuburan tanah atau menumpuk dan menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana banjir di perkotaan ditemukan penyelesaiannya.
Percepatan penguraian sampah plastik menjadi zat organik, tanah dapat kembali berfungsi sebagai penyerap air hujan maupun fungsi produktif lain yang memberi kemanfaatan bagi kehidupan. Upaya ini memang bukan langkah final yang bisa menyelesaikan semua persoalan lingkungan, tapi sangat signifikan dalam penyelamatan lingkungan yang harus dimulai dari sekarang.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Penulis Harry Potter Sesali Asmara Hermione-Ron
Operasi Plastik Payudara Makin Marak di Inggris
Ini 7 Tip Membersihkan Rumah Pascabanjir
Jakarta Dilanda Banjir, Jeanny Ang Selalu Mulas