Pages

Sabtu, 22 Februari 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Compare Hotels

Find great prices for amazing hotels wherever your next destination may be. It's simple to search 100+ sites at once!
From our sponsors
Awas, Duduk Berjam-jam Dapat Memicu Kelumpuhan
Feb 21st 2014, 18:00

Berita Terkait

TEMPO.CO, Chicago - Terlalu lama duduk  ternyata dapat menyebabkan kelumpuhan. Seseorang yang  duduk berjam-jam lamanya, dapat kehilangan kemampuan untuk memakai baju atau makan dengan  kedua tangan. (Baca: Stres Pekerjaan Pengaruhi Kesehatan).

"Kebiasaan duduk sangat didukung dengan teknologi seperti televisi dan perangkat elektronik. Orang-orang seperti ini dipaksa untuk menetap dan tak mau beranjak dari tempat duduk mereka," ujar Pamela Semanik, Asisten Profesor di bidang Kesehatan dan Keperawatan Orang Tua (Gerontologikal), Rush University, Chicago, Amerika Serikat, yang melakukan penelitian ini, Jumat, 21 Februari 2014.

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Aktivitas Fisik dan Kesehatan Dunia ini melibatkan 2.286 peserta dengan usia rata - rata 60 tahun. Mereka dipantau kegiatannya selama 7 hari dengan menggunakan alat yang disebut accelerometers. Peserta peneltian ini memiliki kebiasaan duduk seharian, dengan waktu bergerak atau jalan hanya 9 jam per hari. (Baca : Teknologi Sebabkan Obesitas Suatu Negara)

Hasil penelitian menunjukkan, 3,6 persen dari mereka mengalami kelumpuhan dan kesulitan dalam melakukan beberapa kegiatan sehari-hari. Misalnya, sulit bangun dari tempat tidur, makan, memakai baju, bahkan berjalan. Hasil lain  menunjukkan, mereka yang mengalami kelumpuhan juga kesulitan melakukan aktivitas mandi cuci kakus.

Kendati promosi kesehatan dan manfaat banyak bergerak sudah dipromosikan, dua pertiga orang tua lebih memilih untuk menghabiskan hari mereka dengan duduk sepanjang hari. "Kebiasaan diam seperti duduk berjam-jam adalah sebuah masalah dan sangat merugikan," kata Pamela Semanik.

Tim peneliti lain dari Queen's University, Kingston, Ontario, Kanada,  mengatakan kebiasaan duduk berjam-jam dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, menyebabkan depresi, kanker, bahkan kematian. "Sebenarnya penelitian ini adalah sebuah pesan yang sangat penting," kata Ian Janssen, Peneliti dari Canada Research Chair, yang juga peneliti di Pusat Aktivitas Fisik dan Obesitas, di Queen's University.

CBC.CA | CHETA NILAWATY

Terpopuler gaya :
5 Tanda Anak Mengalami Depresi
Rekayasa Sel T Dapat Sembuhkan Pasien Kanker 
Ryan Reynolds Jadi Duta Kosmetik Prancis

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions