Jakarta, Karena ayah dan ibu sama-sama bekerja, mereka tak punya banyak waktu untuk anaknya. Perhatian pun diberikan melalui pemeruhan materi semata. Padahal sebenarnya bukan itu yang benar-benar dibutuhkan anak, melainkan kasih sayang.
"Uang jajan jumlahnya di atas rata-rata, diberi fasilitas mobil, diikutkan aneka les, tapi tidak ada kasih sayang yang cukup. Tidak ada komunikasi. Sehingga anak miskin kasih sayang. Artinya ada 'pemiskinan' pada anak," ujar Lenny N Rosalin SE, MSc, MFin dari Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dalam sarasehan 'Pengasuhan Berkualitas untuk Setiap Anak' di SOS Children's Villages Cibubur, Jl Karya Bhakti 1, Cibubur, Jakarta Timur, dan ditulis pada Minggu (23/2/2014).
Lenny mengatakan baik ayah atau ibu yang sama-sama bekerja sebenarnya bukanlah masalah besar bagi pengasuhan anak. Asalkan ayah dan ibu memiliki komitmen untuk membuat waktu yang berkualitas bersama anak. Jadi ayah dan ibu jangan hanya menyerahkan pengasuhan anak kepada pengasuh semata.
"Perlakukan anak sebagai mitra. Tanyakan kepada anak apa saja yang dilakukan dan dialami hari ini. Ada ulangan apa, belajar apa, bagaimana teman-teman, dan sebagainya," sambungnya.
Jika orang tua memilih menyerah pada kelelahan dan malas menjalin komunikasi sehari-hari dengan anak maka 'pemiskinan' batin anak akan semakin parah. Nah, dampak ke depannya tidak main-main lho.
"Anak menjadi tidak peduli pada orang tua dan sekitar. Anak bisa lari ke narkoba, dan ada juga yang bunuh diri karena merasa tidak ada yang mendengar dan menyayangi. Banyak kasus anak yang miskin kasih sayang justru berasal dari keluarga berada," ucap Lenny.
(vit/up)