Jakarta, Diabetes sering dikaitkan sebagai penyakit orang tua. Sebabnya, organ pankreas tidak lagi mampu memproduksi hormon insulin, sehingga kada gula dalam darah meningkat. Biasanya diabetes menyerang mereka yang berusia diatas 35 tahun.
Akan tetapi penelitian terbaru dari Amerika mengatakan ada peningkatan tajam untuk pengidap diabetes pada anak-anak dan remaja. Dr Dana Dabelea selaku ketua tim penelitian mengatakan bahwa hal ini menjadi ancaman serius tidak hanya untuk pengidap, tetapi juga keluarga dan dokter yang menanganinya.
"Penemuan ini membuat kalangan dokter dan praktisi kesehatan masyarakat harus lebih serius memperhatikan kesehatan anak dan remaja," tutur dr Dana Dabelea dari Colorado School of Public Health seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/5/2014).
Dr Dabelea melakukan penelitian kepada 3 juta anak yang berusia di bawah 19 tahun pada tahun 2009. Hasil penelitian lalu dibandingkan dengan data pasien diabetes anak dan remaja pada tahun 2001. Penelitian dilakukan di negara bagian California, Colorado, Ohio, South Carolina dan Washington State.
Hasilnya menunjukkan peningkatan yang cukup tajam pada pengidap diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2. Pada 2001, 14,8 dari 10.000 diketahui mengidap diabetes tipe satu. Namun pada tahun 2009, terdapat peningkatan 21 persen sehingga ada 19,3 dari 10.000 anak yang mengidap diabetes.
Sementara itu, kenaikan lebih besar terjadi pada pengidap diabetes tipe 2. Jika pada tahun 2001 ada 3,4 dari 10.000 anak yang terdiagnosis dengan diabetes tipe 2, pada tahun 2009 terjadi peningkatan 31 persen sehingga jumlah pengidap menjadi 4,6 dari 10.000 anak.
Penelitian Dr Dabelea menemukan bahwa diabetes tipe 1 lebih umum dijumpai pada anak keturunan kulit putih atau kaukasia. Sementara diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada anak keturunan kulit hitam atau negro.
Dr Dabelea mengungkapkan bahwa salah satu penyebab diabetes tipe 2 meningkat lebih tajam daripada diabetes tipe 1 adalah gaya hidup yang semakin tidak sehat. Orang tua yang sering mengonsumsi junk food dan jarang berolahraga membuat anak terjebak pada gaya hidup yang tidak sehat.
"Untuk itu sangat penting untuk membiasakan gaya hidup di keluarga. Orang tua tidak boleh mengeluh dan mengatakan anak mereka malas dan gemuk jika mereka sendiri jarang berolahraga," tutur Dr Dabelea.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA).
(vit/vit)