Pages

Jumat, 09 Mei 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler 
Teach your child to read.

Save 20% now with Hooked on Phonics! Enter 'SAVE20' at checkout.
From our sponsors
IDI Minta Pemerintah Aktifkan Kembali Alat Deteksi Suhu Tubuh
May 9th 2014, 01:00, by Aditya Eka Prawira

Kapolri Bambang Hendarso Danuri diperiksa suhu tubuh oleh petugas dari Depkes sebelum masuk area Istana Kepresidenan, Jakarta. Pemeriksaan diberlakukan kepada semua pejabat tanpa terkecuali.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta Sewaktu heboh dengan penyebaran virus SARS beberapa tahun lalu, Indonesia memiliki alat pendeteksi suhu yang diletakkan di sejumlah bandara. Dengan mewabahnya virus MERS-CoV saat ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau pemerintah untuk mengaktifkan kembali alat itu.

"Kalau bisa, alat itu diaktifkan kembali. Sehingga dengan mudah kita mengetahui, siapa saja yang masuk ke kota kita dengan suhu tubuh tinggi dan mencurigakan," kata Ketua IDI, Dr. Zaenal Abidin di Kantor Pusat IDI, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2014)

Apabila itu kembali dilakukan, pemerintah tidak perlu repot meminta masyarakat untuk melaporkan dirinya bahwa dia sakit. Dengan melakukan pendeteksian itu, jelas Zaenal, tentu pemerintah bisa memberikan penanganan lebih pada penduduk, baik yang akan bepergian maupun yang baru pulang dari negara yang dicurigai tempat penularan itu terjadi.

IDI pun berpesan, agar pemerintah secara terus menerus memantau perkembangan virus MERS-CoV dari hari ke hari. Pada prinsipnya adalah bagaimana pemerintah memberikan perlindungan kesehatan pada masyarakat di Indonesia.

"Baik itu yang ada di Tanah Air, maupun yang sedang berada di luar negeri. Apakah dia jamah haji atau umroh, atau memang bekerja di Arab Saudi," kata dia menerangkan.

Satu yang pasti, terkait dengan penangan virus berjenis RNA dan masuk ke dalam golongan IV ini, tenaga kesehatan baik yang ada di Indonesia maupun di Arab Saudi, harus mengetahui dengan jelas gejala dari pasien yang tertular virus yang disebut berasal dari unta.

"Selain itu, tenaga medis juga harus tahu bagaimana penanganan pada penduduk di Indonesia, yang terjangkit penyakit ini," kata dia menjelaskan.

(Abd) ;

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions