MEMERINGATI hari kanker sedunia pada 4 Februari 2014, ratusan dokter, tenaga kesehatan, survivor kanker dan relawan di beberapa kota di Indonesia secara serempak akan mengadakan aksi damai. Aksi damai ini akan dilaksanakan di beberapa jalan utama, dengan pusat aktivitas di Bundaran Tugu Tani dan Bundaran Senayan berupa penyebaran bunga dan media informasi mengenai kanker kepada pengendara yang lewat.
Aksi damai ini bertujuan menyebarkan informasi secara langsung kepada masyarakat untuk meluruskan kesalahpahaman yang masih ada pada penyakit kanker. Anggapan bahwa kanker merupakan topik yang tabu untuk dibicarakan, anggapan kanker menyerang begitu saja tanpa gejala dan tanda sebelumnya, anggapan bahwa kanker adalah takdir tanpa ada sesuatu yang yang bisa dilakukan dan anggapan bahwa pengobatan medis hanya hak orang-orang tertentu saja, sebenarnya semuanya tidaklah seperti yang dimaksud. Masyarakat pun harus mengetahui kebenaran berupa keterbukaan informasi mengenai kanker. Tujuannya, agar bisa menyikapi penyakit ini saat sanak saudara atau orang terdekat terdiagnosa penyakit kanker.
"Kenapa kok penyakit kanker masih tabu sekarang? Itu karena untuk melakukan check up saja banyak orang pada malas. Dalihnya, takut ketahuan penyakitnya. Dan kalau terdiagnosa, banyak mereka yang tidak melakukan apa-apa, tidak bakal bisa melakukan apa-apa katanya. Itulah yang ingin kita tepis. Padahal, 43 persen kanker bisa dicegah dan empat mitos yang sering ada di masyarakat itu tidak sama sekali benar," kata Prof. DR.dr. Akmal Taher, Sp.U (K), Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementererian Kesehatan RI, dalam acara yang bertema World Cancer Day; Menepis Mitos Kanker, di Lobby Departemen Radioterapi RSCM, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Senin, (3/2/2014).
Dalam kesempatan sama, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo. Sp.Rad (K), Onk Rad, selaku Kepala Departemen Radioterapi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo menambahkan bahwa empat mitos yang sering bergulir ditengah masyarakat, dan juga masih orang banyak meyakini, semuanya keliru. Menurutnya, masyarakat harus tahu bahwa hal itu tak benar. Hal ini sangat penting karena kanker memang merupakan topik yang sulit dibicarakan, dan anggapan miring yang terus berkembang di masyarakat hanya membuat penyakit ini sulit dicegah.
Mengenai aksi damai ini, hal ini merupakan langkah masyarakat dan pemerintah untuk mengubah paradigma itu. Sebab, tanpa adanya keterbukaan mengenai penyakit kanker, penyebaran informasi mengenai pencegahan dan deteksi dini akan sulit mengubah pandangan negatif itu.
"Masyarakat perlu tahu bahwa empat mitos yang sering ada pada masyarakat itu salah. Mitos pertama ialah kita tidak perlu membicarakan kanker karena tabu, padahal faktanya kanker bukan hal yang tabu untuk dibicarakan. Sebab, dengan mengerti kanker kita bisa melakukan pencegahan dan membantu orang di sekitar kita untuk memahami kanker. Ingat, 43 persen kanker itu bisa dicegah dengan pola gaya hidup sehat dan deteksi dini. Mitos kedua, kanker tidak memiliki tanda dan gejala, faktanya pada hampir semua kanker terdapat tanda dan gejala yang khas, bila kita teliti dan memperhatikan," ujar Prof. Soehartati.
"Mitos ketiga, ialah tidak ada yang bisa saya lakukan bila terkena kanker. Nyatanya, kita bisa melakukan tindakan dari level individu, komunitas, maupun pembuat kebijakan. Paling tidak, tiga kanker terbanyak bisa dicegah bila kita mau bertindak. Mitos terakhir, kita tidak punya hak dalam pengobatan kanker. Banyak orang yang terdiagnosa kanker mereka pasrah, padahal tidak harus seperti itu. Setap orang berhak mendapat pengobatan medis bila terkena kanker. Kita semua sejajar dalam mencari pengobatan," sambungnya.
Perlu disadari, lanjut dia, kanker bukanlah penyakit yang datang begitu saja. Lebih dari sepertiga kejadian kanker sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat. Misalnya saja, membatasi penggunaan alkohol dan rokok yang merupakan faktor risiko pada lebih dari 20 persen kasus kanker. Di samping itu, pola makan yang tak sehat dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan obesitas yang merupakan faktor risiko pada banyak jenis kanker lainnya. Sehingga, semua hal itu harus menjadi perhatian bila seseorang ingin bisa mencegah kanker.
Adapun aksi damai ini akan dilepas oleh Prof. DR.dr. Akmal Taher, Sp.U (K), Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI di RSCM, pukul 06.00 WIB. Tak hanya itu, berbagai rumah sakit dan lembaga swadaya masyarakat melakukan berbagai aktivitas terkait penyebaran informasi kepada masyarakat. Sebagai gambaran, cara mendeteksi kasus kanker, memahami gejala awal dan mendapat advokasi kepada pemerintah.
Sementara di RSCM, beberapa kegiatan lain yang dilakukan dalam memeringati hari kanker sedunia tahun ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat melalui seminar awam tentang kanker, peningkatan kesadaran kesehatan mengenai penanganan kanker yang tepat guna dan sadar biaya. Kemudian juga, solidaritas bagai pasien kanker melalui pembagian makanan sehat. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.