Jakarta, Sempat tersiksa oleh produksi ASI yang berlimpah, seorang ibu muda akhirnya malah diganjar penghargaan. Bukan atas rekor produksi ASI terbanyak, melainkan kemurahan hatinya untuk membagikan ASI perah ke bayi-bayi yang membutuhkan.
Indar Wamindari (30), seorang pegawai negeri sipil asal Pondok Kelapa, Jakarta Timur awalnya tak menyangka akan menghasilkan ASI (Air Susu Ibu) sebanyak itu usai melahirkan anak pertamanya, Dimi, pada 2012. Hingga 2 hari setelah melahirkan, payudaranya bahkan tidak mengeluarkan ASI.
Dengan tekat bulat, Indar yang kala itu sedang bertugas di Batam Kepulauan Riau menolak saran untuk memberikan susu formula pada anaknya meski hampir frustrasi karena belum juga bisa menyusui. Dari literatur yang dibacanya, Indar berkeyakinan bayinya masih sanggup bertahan tanpa ASI hingga 3 hari.
Berkat kesabaran dan dukungan keluarga, ASI yang dinanti-nanti akhirnya keluar juga pada hari kedua. Bahkan, ASI yang dihasilkannya sangat berlimpah hingga dirinya kewalahan karena harus sering-sering dikeluarkan. Jika tidak, payudaranya akan bengkak dan sekujur tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa.
"Cuma gara-gara telat pumping, saya sering keluar-masuk UGD," kata Indar, ditemui di kediamannya di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, seperti ditulis pada Selasa (6/5/2014).
Akibat produksi ASI yang berlimpah pula, 3 lemari es yang ada di rumahnya penuh dengan botol-botol ASI perah. Beberapa botol ASI perah sempat dibuang karena tidak terminum dan akhirnya kedaluarsa. Satu kulkas di rumah orang tuanya pun akhirnya harus menampung titipan ASI perah. Masih tidak cukup juga, Indar pun menyerah dan mulai menawarkan diri sebagai donor ASI di jejaring Path.
Sengaja dipilih Path karena sifatnya sangat personal, sebab Indar berharap hanya teman-teman di lingkaran dekat saja yang memanfaatkan. Tak disangka, informasi tersebut menyebar dari mulut ke mulut, salah satunya melalui mulut para kurir ASI yang membantunya mendistribusikan ASI perah.Next
(
up/vit)