RASA ingin tahu yang besar membuat remaja begitu antusias dalam mencari informasi baru, termasuk mengenai seks. Sulitnya memeroleh pengetahuan tentang seks dari orangtua membuat remaja mencarinya sendiri, termasuk dengan menonton video porno. Bahkan, bukan tidak mungkin remaja yang telah hobi menonton video porno menyertainya dengan masturbasi sendiri. Apakah perilaku seperti ini bisa dikatakan sehat secara psikologis?
Pada dasarnya, menurut psikolog seksual Zoya Amirin sebenarnya masturbasi itu sehat, baik untuk laki-laki maupun perempuan, hanya sejauh mana dikatakan sehat dan sejauh mana dikatakan addict. Tetapi, Zoya mengatakan bahwa dampak buruk masturbasi itu bisa terjadi bila masih pada usia remaja.
"Remaja yang masturbasi plus sambil nonton film porno bagi saya itu tidak sehat, kenapa? Menonton film porno itu membuat remaja mempertanyakan kenormalan seksualitasnya. Kalau ingin sex Education, jangan pernah dari nonton film porno, karena di situ tidak ada sama sekali," ucap Zoya saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Namun tidak bisa dipungkiri, menurut Zoya, masturbasi merupakan perilaku seks yang paling sehat, mengapa? Zoya mengatakan bahwa masturbasi tidak menghamili seseorang dan membuat yang melakukannya dapat me-release sexual tension.
"Yang tidak boleh itu adalah gara-gara masturbasi, dia menjadi tidak sekolah atau kuliah, atau seharusnya bersosialisasi bersama teman-temannya. Tetapi karena ingin masturbasi jadi tidak bertemu mereka, itu yang salah," jelas Zoya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.