Jakarta, Gangguan spektrum autisme adalah salah satu gangguan perkembangan (neurodevelopmental) yang mempengaruhi fungsi individu. Namun bukan berarti anak dengan autisme boleh diperlakukan berbeda. Mereka juga bisa berkembang optimal seperti anak lain seusianya jika diterapi dengan tepat.
Demikian disampaikan oleh dr Ika Widyawati, SpKJ(K), dalam konferensi pers Autisme Awareness Month yang diselenggarakan di Departemen Psikiatri RSCM/FKUI, Jl Kimia, Jakarta, Rabu (21/5/2015).
Diagnosis gangguan spektrum autisme sendiri ditegakkan berdasarkan observasi klinis ditemukannya gejala-gejala sebelum usia 3 tahun. Nah, apabila tidak dilakukan intervensi secara dini dan tata laksana tepat, sulit perkembangan optimal terjadi pada anak-anak tersebut.
Yang terjadi justru sebaliknya, anak-anak penyandang autisme dipandang sebelah mata dan kerap mengalami perlakuan yang diskriminatif. Tak jarang pula kata 'autisme' membuat mereka menjadi bahan ejekan, baik dari lingkup tetangga maupun teman sebaya.
"Seluruh lapisan masyrakat harus memberi perhatian khusus, karena dampaknya luar biasa. Perhatikanlah dan terimalah mereka sebaga anak-anak biasa. Jangan disingkirkan dan tidak dianggap," terang Ketua Seksi Psikiatri Anak dan Remaja, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) tersebut.
Sependapat dengan dr Ika, dalam kesempatan yang sama Dr dr Tjhin Wiguna, SpKJ(K), juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, dengan terapi dan penatalaksanaan yang tepat anak dengan autisme juga bisa 'melesat' dan seimbang dengan anak normal lain seusianya.
"Iya, kalau ditatalaksana dengan benar, mereka juga bisa bermanfaat, mereka bisa tumbuh cemerlang. Bisa bekerja sesuai bidangnya atau bahkan bisa menciptakan musik yang luar biasa," papar staf Divisi Psikiatri Anak dan Remaja, Departemen Psikiatri RSCM/FKUI ini.
(ajg/up)