Jakarta, Ketika membicarakan stretch mark yang kerap muncul di paha atau perut, seringkali keadaan itu dikaitkan dengan wanita yang tengah berbadan dua. Meski begitu, sejatinya stretch mark juga bisa dialami wanita yang tidak sedang mengandung.
Dikatakan dokter spesialis kulit dari Edmo Klinik Jakarta Selatan, dr Eddy Karta SpKK, stretch mark adalah regangan kulit yang terjadi dengan cepat dan melebihi kemampuan elastisitas kulit untuk meregang. Akibatnya kulit menjadi seolah terobek.
"Proses peregangan yang tiba-tiba ini tentunya dapat terjadi tidak hanya pada kehamilan tapi pada semua proses 'tarikan' tiba-tiba lain misalnya saat remaja akil baligh," tutur dr Eddy kepada detikHealth, dan ditulis pada Kamis (8/5/2014).
Hal ini terjadi akibat pertumbuhan badan yang pesat saat tinggi seseorang bertambah. Selain itu, stretch mark juga bisa terjadi pada orang yang gemuk dalam waktu singkat dan ibu hamil.
"Kasus stretch mark pada remaja cukup banyak karena pertumbuhan yang pesat tadi. Stretch mark paling baik diterapi saat masih berwarna merah atau awal terbentuk," lanjut dr Eddy.
Secara umum pengobatan strecth mark dilakukan guna memudarkan semburat-semburat putih tersebut hingga tidak terlalu jelas. Selain itu, krim penghilang stretch mark juga bisa jadi solusinya.
Atau, bisa juga dilakukan alternatif pengobatan lain yang lebih tinggi tingkatannya seperti terapi laser. Namun, dr Eddy menekankan perlu dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter terkait efek samping dan kemungkinan hilangnya stretch mark.
"Kalau menggunakan krim, pengobatan ini sifatnya hanya untuk menyamarkan saja," ucap dr Eddy.
(rdn/vit)