Sydney, Ketika anak terserang sakit atau mengalami insiden tertentu memang bisa membuat orang tua khawatir. Tapi bagi orang tua yang anaknya mengalami luka bakar akibat insiden tertentu mengalami tingkat stres lebih tinggi dari orang kebanyakan.
Dr Sarah McGarry dari Edith Cowan University Australia menemukan orang tua korban luka bakar serta staf medis yang merawat mereka mengalami tingkat stres lebih tinggi. Dr McGarry mengatakan satu dari empat orang tua yang ia wawancarai memiliki gejala post-traumatic stress disorder (PTSD) yang siginifikan.
Sementara itu, satu dari lima orang tua memiliki tingkat kecemasan di atas rata-rata sedangkan satu dari lima pekerja medis mengalami stres psikologis. Pasalnya, dikatakan merawat anak dengan luka bakar bisa menjadi momen yang menegangkan.
"Mereka berurusan dengan prosedur seperti kondisi luka bakar yang makin berubah dan anak mereka merasa tertekan. Hal-hal seperti ini bisa menimbulkan trauma," tutur Dr Garry seperti dikutip dari ABC Australia, Senin (26/5/2014).
Ia menambahkan banyak orang tua mengalami perasaan marah atau bersalah selama anak mereka menjalani pengobatan luka bakar. Salah satu orang tua yang mengalami hal ini adalah Tracey Halder, ibu dari korban luka bakar bernama Jack (17).
"Jack mengalami luka bakar saat berusia 12 tahun. Saat itu kami hanya berpikiran buruk di mana Jack tidak bisa kembali beraktivitas seperti teman-temannya dan memiliki bekas luka bakar seumur hidupnya," kata Tracey.
Bahkan, Tracey mengakui ia merasa sangat bersalah tetapi juga khawatir terhadap rasa sakit yang akan dirasakan putranya. Belum lagi ketika Jack menjalani operasi dan menghabiskan waktu berminggu-minggu di RS.Next
(
rdn/up)
