Pages

Selasa, 27 Mei 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler 
Disney Gifts for Everyone

Find the perfect gift for your family and friends at the Disney store. Explore merchandise of all your favorite characters.
From our sponsors
Dua Bakteri Berbahaya Ini Suka Menempel di Pesawat
May 27th 2014, 10:00, by Fitri Syarifah

Beberapa ahli bakteri mengungkapkan masalah serius yang bisa dihadapi traveler di pesawat terutama di musim liburan seperti ini.

Liputan6.com, Jakarta Akibat penyebaran virus Middle Eastern respiratory syndrome coronavirus (MERS-Cov) yang terus mengkhawatirkan, beberapa ahli bakteri mengungkapkan masalah serius yang bisa dihadapi traveler di pesawat terutama di musim liburan seperti ini.

Melansir laman Foxnews, Selasa (27/5/2014), dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Microbiology, Barbaree dan rekannya dari Auburn University, Kiril Vaglenov, memutuskan untuk menganalisis kelangsungan hidup dua jenis umum bakteri yang ada di pesawat seperti Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan E. coli O157: H7.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), MRSA merupakan jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan lainnya. Bakteri ini diperkirakan membunuh 19.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat. Sedangkan E.coli O157 : H7 lebih sering menyebabkan penyakit bawaan makanan.

Para peneliti menguji durasi dua patogen pada enam jenis bahan yang diperoleh dari sebuah maskapai penerbangan besar yang tidak disebutkan namanya. Mulai dari sandaran tangan, meja plastik, tombol toilet, jendela, dan kain kursi. 

"Kain di bagian belakang kursi, memiliki banyak celah di mana bakteri mudah masuk. Jika Anda membandingkan dengan gagang toilet berbahan stainless steel, kelangsungan hidup bakteri tidak sepanjang seperti permukaan berpori," kata Barbaree. 

Barbaree menekankan bahwa kondisi pesawat sebenarnya merugikan banyak jenis bakteri. Ini karena kelembaban sangat rendah, sekitar 20 persen. Dan karena kelembaban sangat rendah akhirnya muncul bakteri lain yang tidak bisa mentolerir itu.

Cara terbaik menghindari tertular penyakit dari bakteri dalam pesawat terbang, kata Barbaree, cukup sederhana yakni selalu menjaga kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur.

(Melly Febrida) ;

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions