Pages

Kamis, 29 Mei 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Web design for beginners/

In this course, we cover many aspects of creating content for the web, from concept to production.
From our sponsors
Saat Ibu Hamil Kena Usus Buntu, Bagaimana Cara Terbaik Mengatasinya?
May 28th 2014, 13:01

Jakarta, Usus buntu bisa menyerang siapa saja, anak-anak, orang dewasa, dan tak terkecuali ibu hamil. Mengingat ada bayi yang tengah dikandung, lantas bagaimanakah penanganan terbaik usus buntu bagi ibu hamil?

Menurut dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, risiko operasi usus buntu pada kehamilan memang meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Tetapi, peningkatan risiko keguguran atau lahir prematur bisa dikurangi dengan pemberian obat-obat hormonal.

"Angka terjadinya keguguran atau lahir prematur disaat operasi usus buntu sangat kecil. Bagaimana bila usus buntu tidak dioperasi? Justru risikonya makin besar," kata dr Hari dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (28/5/2014).

Pasalnya, usus buntu yang meradang dan tak segera diatasi lama kelamaan dapat merusak dinding usus dan mengakibatkan usus berlubang. Sehingga isi di dalam usus yang berisi banyak kuman keluar ke dalam rongga perut.

"Akibatnya akan terjadi peritonitis dan akhirnya kuman-kuman tadi masuk ke seluruh tubuh hingga dikatakan keadaan sepsis. Keadaan ini justru jauh lebih berbahaya baik untuk ibu maupun anak," terang dr Hari.

Dihubungi terpisah, dr Ari Kusuma J dari RS Bhakti Yudha Depok menuturkan pada usia kehamilan 8-9 bulan pun tetap sebaiknya dilakukan operasi karena tujuannya yakni untuk menyelamatkan nyawa. Kecuali, jika radang usus buntu kronis, masih bisa dicari solusi lain.

Tapi, ditekankan dr Ari jika dokter bedah mengatakan harus dioperasi berarti memang harus dilakukan dan dari pihak dokter kandungan pasti diupayakan supaya rahimnya tidak kontraksi, misalnya dengan pemberian obat. Lantas, apakah operasi ini akan membahayakan janin?

"Tidak juga, janin itu kan ada di dalam rahim sedangkan usus buntu ada di luar rahim. Ya ibaratnya kita nggak utak-atik rahimnya. Soalnya yang penting itu tadi, kalau didiamkan bisa-bisa berbahaya buat kehamilannya. Saat operasi juga tidak lupa kita berkoordinasi dengan dokter anestesi," kata dr Ari.

(rdn/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
195542_hamil011.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions