PREVALENSI HIV di Indonesia pada beberapa aspek sudah mulai menurun, seperti pada pengguna napza dan ibu rumah tangga. Namun, pada beberapa aspek, infeksi baru HIV masih terus meningkat seperti pada laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) alias gay dan berhubungan seks berisiko tinggi.
Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah Mboi, Sp. A, MPH, mengatakan bahwa ada beberapa tantangan ke depan dalam mengatasi permasalahan HIV di Indonesia. Menurutnya, tantangan pertama adalah bagaimana cara memperluas dan meningkatkan program yang terbukti efektif, terutama penularan HIV dari ibu ke anak.
"Kita harus perluas dan meningkatkan program yang terbukti efektif, terutama penularan ibu ke anak. Kalau bisa penularan ibu ke anak mencapai nol dalam periode 2015 sampai 2019," katanya pada konferensi pers di Ruang Mahar Mardjono, Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2014).
Sementara, tantangan berikutnya adalah sebagian pengguna narkoba suntik beralih ke oral sehingga perilaku seksnya meningkat. Oleh karena itu, menurut Nafsiah, harus mencegah mereka untuk melakukannya.
"Karena dengan oral, perilaku seks mereka meningkat. Bagaimana mereka mau menggunakan kondom secara konsisten, ini juga sangat susah sekali dan menjadi tantangan yang luar biasa," tambahnya. (Baca: Waduh, Pemakai Narkoba Penyebab Masyarakat Indonesia Paling Tinggi Kena HIV)
Tantangan selanjutnya dalam penanggulangan HIV di Indonesia adalah penanggulangan HIV pada kalangan gay dan laki-laki berisiko tinggi. Hal ini karena kasus infeksi baru HIV pada kaum gay dan laki-laki berisiko tinggi masih terus meningkat.
"Oleh karena itu, kita masih mencari pendekatan inovatif dan terobosan supaya mereka benar-benar ingin menggunakan kondom secara konsisten," tutupnya.
(fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.