MIDDLE East Respiratory Syndrome (MERS) masih mewabah di negara-negara Timur Tengah. Pemerintah Iran baru saja mengonfirmasi dua kasus virus yang ditemukan 2 tahun lalu di Arab Saudi.
"Empat kasus dugaan infeksi virus corona telah diamati pada sebuah keluarga di provinsi Kerman, di antaranya dua perempuan bersaudara," jelas Director General of Communicable Diseases Mohammad Mahdi Gouya dari Iranian Health Ministry for Diseases Control and Prevention, dikutip Timesofoman, Sabtu (31/5/2014).
"Salah satu di antaranya berada dalam kondisi kritis dan lainnya menerima pengobatan khusus," tambahnya.
Virus MERS terus menjadi perhatian dunia karena akan didatangi oleh jutaan jamaah haji dari seluruh dunia selama bulan Ramadan. Untuk itu, Director General of Communicable Diseases Iran mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengirim tim medis ke Arab Saudi, di mana mereka akan memelajari kasus MERS di antara jamaah haji.
Selain itu, Gouya menambahkan bahwa para jamaah haji yang baru pulang dari Arab Saudi nantinya menjalani medical check up sebelum kembali ke rumah. Tujuannya untuk mengindentifikasi gejala potensial dari virus MERS pada jamaah haji.
Gejala virus MERS sering menyebabkan seseorang batuk, demam, dan radang paru-paru. Sejauh ini virus MERS telah menewaskan 30 persen dari mereka yang terinfeksi. Sementara, sampai kini belum ada vaksin atau pengobatan khusus terhadap MERS, meski sudah menewaskan 175 orang di Arab Saudi dan sudah menyebar ke beberapa negara.
Sementara itu, para ahli mengatakan bahwa virus MERS masih satu famili dengan virus mematikan SARS yang terjadi di kawasan Asia pada 2003. Saat itu, SARS total menginfeksi 8.273 orang dan menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia. (ftr)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.